Marketing

10 Alasan Konsumen Membeli dan Terus Membeli

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 03 Januari 2024
Sumber Gambar: Canva.com

 

Menemukan alasan konsumen membeli dan akan terus membeli, bahkan juga merekomendasi brand kita bukanlah perkara mudah, bahkan bisa dibilang inilah bagian tersulit dalam menjalankan bisnis kuliner.

Kalau sekedar bikin viral kemudian konsumen antri-antri sih ini bagian yang ga sulit-sulit amat, tapi bagaimana setelah viral bisnis terus tumbuh, yang artinya konsumen terus membeli dan juga terus tumbuh, nah ini baru PR besar yang banyak membuat pebisnis, khususnya pebisnis pemula gagal.

Nah, di artikel kali ini kita akan coba membahas 10 alasan mengapa konsumen akan membeli dan terus membeli, yang mungkin bisa jadi insight buat Sahabat Foodizz dalam membangun kekuatan brandnya. Pastikan kita kuat di salah satu alasan di bawah (STRONG CORE), tapi bukan berarti yang lain jadi tidak kuat dan tidak difokuskan yah.

 

1. PRODUKNYA ENAK

Konsumen membeli karena memang produk kita enak, udah gitu ajah, bisa jadi tempatnya agak jauh, tidak besar, tidak keren, bahkan kadang agak kotor, tapi karena memang enak, yah tetap di datangin. Demikian juga katakanlah harga produknya mahal banget untuk ukuran banyak orang, tapi di target marketnya tepat, dan karena produknya enak, tetep aja laris manis. Alasan karena produk ENAK rasanya masih menjadi poin paling penting saat ini untuk menjelaskan mengapa konsumen akan membeli dan terus akan membeli, bahkan merekomendasikan brand kita ke orang lain.

Nah pertanyaan pentingnya adalah "tau dari mana produk kita enak?" apalagi untuk Sahabat Foodizz yang memang baru memulai bisnis kulinernya, jawabannya adalah lakukan VALIDASI PRODUK (rasa, bentuk, ukuran, gramasi, dll) ke target market melalui riset (blind test, survey, sampling, focus group, dll). Coba cari kampus terdekat, ngobrol dengan dosennya untuk dibantu bagaimana melakukan survey, khususnya Jurusan Management, apalagi jika ada Jurusan Statistika.

Ada cara paling gampang ga Foodizz buat validasi? Ada, Jualan ajah langsung kecil-kecilan, misalnya melalui pameran, open booth, atau sistem PO, nah liat respon target market dan lihat apakah konsumen melakukan repeat order, intinya wajib harus melakukan VALIDASI PRODUK ini, jangan enggak.

 

2. BENEFIT PRODUK

Tiap hari (repeat) saya berlangganan Sarae Bakes di Bandung, membeli roti gandum dan sourdough untuk sarapan pagi atau sebagai snack perantara, karena memang ingin menjadikan habit saja untuk konsumsi sesuatu yang lebih sehat atau lebih baik, pertanyaannya apakah Sarae Bakes merupakan roti paling enak yang pernah saya makan? Tentu bukan, kalau bicara enak sih, lebih banyak yang manis-manis, tepung terigu lembut, dll, tapi bukan itu yang saya cari, saya membeli karena BENEFIT PRODUK nya dimana menurut saya gandum dan sourdough lebih baik untuk tubuh saya.

Demikian juga sepertinya yang sering membeli Re.juve, minuman cold-pressed jus buah yang harganya cukup tinggi untuk kebanyakan masyarakat, tapi terbukti cabangnya banyak di berbagai kota, artinya konsumennya ada dan loyal untuk terus membeli termasuk saya, apakah karena enak? To be honest kalau ngomong enak sih mending beli jus mangga, jus alpukat dengan kental manis, enak dan jauh lebih murah, tapi Re.juve saya beli karena BENEFIT PRODUK nya, yang memang saya cari untuk dikonsumsi secara rutin.

Contoh lain, yah catering sehat, enakan nasi padang atau nasi warteg lah pastinya bagi kebanyakan orang, tapi industrinya terus tumbuh, artinya konsumennya ada dan terus membeli, karena apa? BENEFIT PRODUK.

 

3. HARGA TERJANGKAU

Ada warteg dan warung nasi yang selalu saya datangin hampir setiap hari ketika kuliah karena alasan yang sederhana: "Harganya terjangkau" oleh kantong mahasiswa seperti saya dahulu, yang istilah kerennya Average Per Check (APC) nya yah sekitar 15 ribuan lah buat makan, kalau minum sih gratis tentunya. Contoh lain Padang Murah di Yogyakarta yang katanya kalo makan bisa 10 ribuan aja udah dapet lauk, yah tentu ga aneh sering habis dan bahkan cabangnya banyak karena sangat terjangkau untuk target marketnya.

Ketika harga terjangkau bertemu dengan HABIT "kebiasaan" seperti halnya mahasiswa yang punya habit makan siang di warung nasi setiap hari, nah ini bisa jadi market yang sangat besar loh karena repetisi (repeat buying) akan terjadi sangat sering, memang kadang margin lebih kecil, tapi jika kuantiti banyak apalagi di tambah dikembangkan banyak cabang yah jadi bisnis besar juga bagi kita tentunya.

 

4. SOLUSI SEBUAH MASALAH

Salah satu coffeeshop yang sering saya kunjungin akhir-akhir ini di Bandung adalah Jabarano Coffee, mengapa? Sederhana aja, selain coffee, tentunya saya merasa “peace of mind” aja sih klo mau kerja atau diskusi di sini. Ada beberapa faktor penting yang memang menjadi solusi buat saya ketika datang ke sebuah coffeeshop, pertama design dan furniture nya memang nyaman buat kerja, kedua colokan dan wifi tersedia dengan mudah, musik, dan suasana lighting, ada makanan jika lapar serta yang sangat penting musholla yang proper.

Jabarano Coffee memberikan solusi terhadap kebutuhan, atau bahkan masalah saya selama ini dalam mencari coffeeshop untuk bisa kerja dan diskusi dengan tenang "peace of mind", apakah makanannya murah? Enggak juga, apakah coffeenya paling enak? Relatif dan sangat subjektif, tapi apa yang menjadi "problem" saya selama ini disolusikan, udah gitu aja intinya. Selama ini memang di mana yang memberi solusi seperti ini? Ada sih yang ijo-ijo, tapi mending pergi yang ke lokal khan kalau memang ada yang lebih solutif hehe..

Nah, problem setiap target market mungkin berbeda-beda, dan ini perlu untuk ditemukan baru kemudian kita berikan SOLUSI nya, jika tepat dan pas, market akan terbentuk untuk bisa jadi bisnis yang menarik, contoh lain masalah saya adalah ingin makan lele dan sambal, tapi tempatnya bersih, punya AC an, parkir mobil banyak, kemana? eh Sambal Bakar Indonesia (SamBak) memberikan solusi ini, sehingga setiap ke Jakarta jika sedang pengen, pasti datang ke Sambal Bakar Indonesia. So cari problem / masalah target market, kasih solusi yang tepat dan jitu sehingga mereka akan datang serta loyal.

 

5. LAYANAN TERBAIK (Customer Experience)

Salah satu coffeeshop favorit saya jika berkunjung ke Klaten adalah Nggone Mbahmu, saya rasa berdasarkan pengalaman saya inilah coffeeshop dengan layanan terbaik sejauh ini, bagaimana tidak ketika pertama kali berkunjung kami dijamu layaknya keluarga oleh si Mbah Kung & Mbah Uti (sepasang suami istri) yang mengelola coffeeshop tersebut. Cerita hangat mengalir bagaimana si Mbah memulai bisnis coffee dan roaster, tawa meledak karena banyak hal bisa kami tertawakan dan paling surprise buat saya adalah ketika ingin pulang kami diberi hadiah kaos & tas yang sampai hari ini selalu saya pakai dalam berbagai kesempatan.

Cerita tentang keramahan, keakraban, dan tawa canda ini selalu saya ceritakan kembali di berbagai kesempatan (rekomendasi) dan juga selalu menyempatkan hadir jika melewati Klaten, karena memang sebegitu berkesan di hati dan ada rasa yang tertinggal ketika berkunjung ke Nggone Mbahmu (Baca juga cerita nya di artikel: Rumah Nenekmu Memangnya?)

Layanan terbaik ini sangat powerful untuk membuat konsumen selalu kembali datang membeli, lebih dari itu, konsumen juga akan merekomendasikan, serta membela brand kita, namun membangun budaya dan kekuatan service excellent (layanan terbaik) ini bukan perkara mudah, harus di strategikan dengan kuat, serta eksekusi yang tepat. (mungkin lain kali kita bahas yah)

 

6. CERITA yang KUAT (Powerful Story)

Cerita juga bisa menjadi alasan kuat untuk konsumen datang, cerita yang diceritakan kembali baik Word of Mouth maupun cerita yang di post di social media tentunya. Cerita membuat orang penasaran, penasaran membuat orang ingin mencoba.

Temen-temen tahu tidak ada tempat makan perkedel yang konon katanya baru buka jam 12 malam di Bandung, tempatnya selalu rame dan jika order itu bisa ratusan perkedel dalam sekali order. Si tukang masaknya juga konon baru memasak perkedelnya tepat jam 12 malam, mengapa? Entahlah, tapi memang ternyata enak banget perkedelnya. Nama brandnya Perkedel Bondon yang memang sangat melegenda di Stasiun Belakang ---> Nah ini cerita yang akhirnya membuat Perkedel Bondon selalu ramai hingga belasan tahun sejak saya kuliah dulu sampai dengan sekarang.

Menciptakan CERITA yang KUAT merupakan teknik yang bagus untuk bisa mendatangkan konsumen dan membuat konsumen loyal, apalagi cerita ini bisa kena di hati konsumen, bukan hanya efek penasaran, cerita bisa di bangun dari sisi produk dan juga dari sisi business ownernya (spirit, perjuangan, dll), so apa cerita brand kamu?

 

7. FOMO (Fear Of Missing Out)

Sedikit berbeda dengan cerita yang kuat yang memang di design untuk strategi jangka panjang, biasanya bagi sebuah brand, strategi FOMO biasanya diarahkan untuk melakukan LEDAKAN dengan cepat yang membuat banyak orang menjadi PENASARAN dan TAKUT KEHILANGAN MOMEN jika tidak segera datang. Strategi ini efektif untuk menciptakan traffic besar namun sulit jika bisa konsumen yang akan selalu repeat order atau datang kembali membeli, kecuali diikuti berbagai strategi lain di poin-poin yg kita bahas sebelumnya.

Contoh lain yang lagi FOMO banget sekarang ada KOPITIAM di berbagai kota, seperti di Bandung, mungkin dalam 3 bulan ke belakang sudah muncul lebih dari 5 Kopitiam dengan konsep yang mirip-mirip, namun karena memang sedang trend, konsumennya juga jadi rame banget, tantangannya tinggal bagaimana membuat ini menjadi habit dan ritual dari awalnya hanya FOMO, sehingga pasarnya terbentuk dan sustain.

Tapi jika bicara penting dan efektif, yes, strategi ini tetap ok banget menurut saya dan memang perlu dilakukan 2-4 kali di tahun kalender untuk berbagai tujuan, khususnya traffic konsumen baik baru maupun konsumen yang memang sudah pernah datang. Pertanyaannya bagaimana mencitapakan produk yang bisa membuat konsumen FOMO? Nah baca artikel yang ini: 12 Strategi Menciptakan Produk Viral (WOW Factor)

 

8. STATUS SOSIAL

Status sosial juga bisa jadi faktor penting membuat konsumen datang dan menjadi loyal, contoh nya Plataran, beberapa kali saya datang ke sini kerasa banget vibes nya berbeda sekali ketika makan di tempat lain yang menyajikan masakan Indonesia yang mirip. Design tempatnya, furniture, layanan, suasana, dan juga harga sudah menunjukan jika tempat ini punya status sosial yang berbeda, singkatnya bukan untuk kamu yang kaum mendang-mending.

Banyak juga tempat-tempat seperti ini seperti sushi, steak, coffeeshop yang memang didatangi oleh target market middle to high dan memang kalau kita makan dan duduk di sana tuh yah beda ajah, ada semacam "status sosial" dan ini buat target marketnya sangat penting, harga udah jadi nomor dua tentunya.

 

9. COMMUNITY ENGAGEMENT

Salah satu coffeeshop di Jakarta, tepat nya Ashta, hampir setiap hari menjadi lokasi kumpulnya start up, venture capital, dan juga banyak pebisnis yang datang untuk ngobrol dan diskusi, beberapa kali dalam pertemuan dengan venture capital dan juga investor juga berada di coffeeshop di sini.

Salah satu sahabat saya juga membuat coffeeshop yang khusus menyasar market K-POP, karena di melihat bahwa pasarnya sangat besar dan sangat berkembang di Indonesia, contoh lain lagi salah satu brand coffee yang ada di Bandung dengan konsisten menggarap komunitas lari dan sepeda dengan mengadakan berbagai kegiatan rutin, sehingga hampir setiap pagi ramai dengan temen-temen yang habis ber olagraga untuk ngopi dan sarapan.

Community engagement juga merupakan faktor yang cukup kuat untuk membuat konsumen datang dan terus datang karena kita punya keterikatan yang kuat dengan brand, namun membangunnya tentu tidak mudah, contoh Yumaju Coffee, mengapa banyak pelari & peseda yang datang setiap hari, karena memang mereka membangun komunikasi terkait dengan hal ini secara konsisten serta ownernya sendiri memang terlibat di dalam komunitas lari dan sepeda.

 

10. Convenience

Terakhir, apa yang membuat konsumen akan datang dan terus datang lagi adalah faktor convinience (mudah dijangkau dan ditemukan), sederhananya misalnya pengen makan nasi padang, eh Padang Sederhana ada di banyak lokasi, tinggal googling ajah ketemu. Contoh lain ingin take away ngopi, tinggal cari ajah Kopi Kenangan atau Fore Coffee, kemungkinan akan ketemu lokasi yang paling dekat dengan kita.

Faktor kemudahan untuk menemukan brand ini bisa menjadi alasan kuat untuk konsumen membeli dan terus membeli, kebayang ga kalau coffeeshop andalan kita cuma di Bandung, nah pas di Yogya kan ga bisa ngopi dong tentunya hehe, apa kemudian ngopinya Kopi Kenangan atau Fore Coffee paling enak? Subjektif sekali, tapi yang jelas brand ini mudah ditemukan, jadi yah akhirnya sering beli juga.

Nah Sahabat Foodizz inilah 10 alasan yang bisa dipelajari untuk diimplementasikan di bisnis kita, mana yang bisa kita implementasikan yang kiranya bisa membuat bisnis kita jadi berkembang? Catatan pentingnya adalah poin manapun yang kita pilih, strateginya tetap perlu diperkuat dengan differensiasi dan komunikasi yang tepat sehingga akhirnya bisa tajam dan konsumen betul-betul melihat ini sebagai KEKUATAN dan VALUE ADDED dari brand kita.

Jadi mengapa konsumen akan membeli dan terus membeli ke brand kita? Yakin alasan ini cukup kuat dan bertahan lama?

 

Foodizz Academy
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Tanya detail klik disini: foodizz.id/csfoodizz

 

Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru