Lagi rame nih perusahaan dengan dalih EFISIENSI / meningkatkan PROFITABILITY, menjaga KONTINUITI jalannya perusahaan, serta ISU Ekonomi Global ramai-ramai melakukan PHK / pemutusan hubungan kerja dalam jumlah yang lumayan besar. Salahkah?
Secara bisnis, efisiensi tentu merupakan strategi penting yang memang harus diambil agar perusahaan bisa bertahan dan terus berkembang apalagi memang hal tersebut POSSIBLE untuk dilakukan, tapi pertanyaan pentingnya adalah apakah EFISIENSI solusinya hanya PECAT KARYAWAN?
Nah coba yuk kita bahas panjang lebar kali tinggi soal efisiensi ini biar punya gambaran yang lebih detail sehingga sebagai pimpinan kita bisa lebih bijak dalam mengambil langkah.
A. Apa itu EFISIENSI?
Dalam bahasa sederhana, efisien bisa diartikan "cara mencapai tujuan dengan biaya yang lebih sedikit". Tentu dalam konteks ini, bisnis sudah berjalan terlebih dahulu kemudian dalam prosesnya kita mencoba mencari cara untuk bisa menghasilkan OUTPUT yang sama atau bahkan LEBIH, namun dengan BIAYA yang LEBIH SEDIKIT / MURAH (Ceteris Paribus, artinya faktor lain kita anggap sama dulu, misalnya kualitas produk, kualitas layanan tidak ada yang berubah)
B. Apa Tujuan Melakukan Efisiensi
1. PROFITABILITY
Tujuan utama efisiensi tentu saja menjaga atau meningkatkan profitabilty perusahaan. Jika omset kita 1 bulan misalnya 1 Miliar, HPP kita 45%, nah jika kita bisa melakukan efisiensi HPP 3% saja, maka Net Profit perusahaan kita bisa meningkatkan 30 juta (dengan asumsi biaya lain tetap). Contoh lain biaya Opex (Operasional) karyawan kita misalnya 20%, jika kita bisa melakukan efisiensi 5% saja dengan asumsi biaya lain tetap (ceteris paribus), maka Net Profit kita bisa naik 5%, artinya ada tambahan 50 juta. Karena itulah penting sekali kita FOKUS terhadap PROFITABILITY dalam menjalankan bisnis.
2. GROWTH
Jika perusahaan PROFIT nya bagus dan terjaga, tentu saja peluang untuk bisa tumbuh baik vertikal (misalnya gedein cabang) maupun horizontal (misalnya tambah cabang) menjadi lebih besar. Selain itu, jika kita ingin menggandeng investor untuk TUMBUH (Growth) juga menjadi lebih mudah, karena perusahaan dalam kondisi sehat. Tapi jika perusahaan % profitnya jelek, akan sulit tentunya kita berkembang dan mendapatkan investor, walaupun memang di model startup ada kemungkinan yang dilihat adalah EBITDA, tapi ini hanya kasus-kasus khusus ajah, pada akhirnya kebanyakan investor akan melihat Net Income (Profit) apalagi yang sangat konvensional.
3. RUNWAY
Profit juga membuat perusahaan bisa punya RUNWAY (dana tahanan) agar operasional bisnis dan marketing bisa terus berjalan sesuai rencana (asumsi cash flow managementnya betul yah), khususnya temen-temen UMKM dan UKM, bukan seperti sebagian model bisnis startup di mana profit boleh minus, tapi growth dan revenue harus bisa tercapai dulu sehingga valuasi bisa tetap ok.
C. Dasar Dalam Melakukan Efisiensi.
Kita sudah paham apa tujuan dari melakukan efisiensi dalam bisnis kuliner kita, ketika kita ingin mulai mengeksekusi rencana efisiensi dalam bisnis kita, maka kita harus punya DASAR yang kuat, jadi bukan langsung main EKSEKUSI ajah, misalnya langsung INCER pos biaya karyawan buat di SIKAT, tanpa terlebih dahulu melakukan analisa. Coba perhatikan ke 3 hal di bawah sebelum memutuskan mana yang memang harus diefisienkan dalam bisnis kita.
1. DATA & FAKTA
Gunakan data dan fakta dalam memutuskan efisiensi apa dan di bagian mana yang akan di lakukan bukan pake asumsi. Misal, efisiensi dalam SCM (Supply Chain Management) di mana kita akan menghilangkan cost SDM, gudang, logistik dengan melakukan OUTSOURCING ke pihak ke 3 (3PL, 4PL Company), nah lakukan kajian dengan data yang jelas, buat perbandingkan, impact yang terjadi seperti apa dan berbagai hal yang singkatnya ketika DECISION dibuat, semua sudah yang terbaik untuk perusahaan bukan tanpa dasar yang jelas.
2. INDIKATOR ANGKA BUKAN ASUMSI
Gunakan indikator angka yang detail dalam melakukan proses efisiensi karena ujungnya khan masalah profitability. Contoh ingin melakukan efisiensi dari COGS / HPP, maka indikator awal tentu rata-rata % COGS / HPP selama 1 tahun seperti apa, kemudian ditarget untuk jadi berapa %.
3. IMPACT LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
Menyambung ke poin 1 & 2, dalam memutuskan langkah untuk efisiensi kita juga harus memperhatikan impact jangka pendek dan jangka panjang dalam banyak hal, misalnya terkait profitability, growth dan runway, namun hal lain yang juga perlu diperhatikan misalnya efek ke MEDIA PUBLIKASI, mental karyawan yang ada, dll.
D. Apa yang di Efisienkan?
Pada poin ini setelah kita punya DASAR yang jelas (Bagian C) untuk melakukan efisiensi, barulah kita memulai program EFISIENSI ini untuk kemudian membuat business process yang baru setelah program ini di EKSEKUSI. Apa ajah sih yang bisa di efisienkan ketika kita menjalankan bisnis kuliner sebetulnya?
Ada 6 hal yang mungkin bisa jadi GUIDE / arahan untuk Sahabat Foodizz melakukan efisiensi di dalam menjalankan bisnis kulinernya. Yuk kita lihat apa ajah itu.
1. EFISIENSI HARGA POKOK PENJUALAN / COGS
2. EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL / OPEX
3. EFISIENSI BIAYA MARKETING
4. EFISIENSI BIAYA BACK OFFICE
5. EFISIENSI PENGELUARAN CAPEX (ALAT / ASET / GEDUNG / TANAH)
Dalam 6 poin di atas tentu banyak sekali hal yang bisa dieksplorasi agar kita mencapai tingkat efisiensi yang ditargetkan. Contoh terkait karyawan bisa di cek di link artikel ini:
15 Cara Ampuh Menurunkan Biaya Karyawan dalam Bisnis Kuliner
Intinya Sahabat Foodizz harus ekslorasi lagi berbagai data serta memperkaya ilmu dan wawasannya terkait dengan bisnis kuliner secara detail, sehingga akan banyak sekali hal yang bisa dilakukan untuk membuat bisnis kita pada akhirnya bisa terus berkembang dan bertahan.
E. Catatan Penting dalam Melakukan Efisiensi
Nah, terakhir banget, ada beberapa hal yang juga perlu diperhatikan ketika melakukan efisiensi dalam berbagai hal di bisnis kita, jangan sampai rencananya efisien, eh malah membuat bisnis jadi jelek performanya, atau bahkan malah jadi inefisien ketika program efisiensi tersebut diterapkan.
1. KUALITAS PRODUK
Jangan sampai demi efisiensi, kualitas produk yang selama ini menjadi CORE bisnis kita malah jadi turun dan berimpact pada ketidakpuasan konsumen yang akhirnya malah membuat mereka tidak membeli lagi.
2. KUALITAS LAYANAN
Jangan sampai efisiensi yang dilakukan membuat kualitas layanan kita jadi turun dan kacau, padahal hal ini sudah jadi bagian penting yang membuat konsumen loyal datang ke tempat kita selama ini. Misal jumlah karyawan di pangkas signifikan yang menyebabkan service jadi lama dan keramahan berkurang.
3. OPPORTUNITY LOST
Jangan sampai, misal salah target efisiensi, harusnya back office yang di efisienkan, eh karena ga pake data malah biaya marketing kena HAJAR, sehingga akhirnya brand tidak terjaga secara komunikasi, campaign, dan inovasinya, yg pada akhirnya membuat konsumen lupa atau merasa brand sudah tidak relevan lagi. Alih-alih jadi efisien, kita malah mengorbankan ASET penting dalam bisnis kita, yaitu BRAND.
4. DEGRADASI MORAL
Jangan sampai, program efisiensi yang tidak tepat sasaran malah membuat moral dan semangat team turun drastis dan kecewa dengan perusahaan, karena pada kenyataannya perusahaan hanya berpikir pendek dalam melakukan efisiensi tanpa mempelajari data terlebih dahulu.
5. PRODUKTIVITAS
Apakah sebetulnya ada peluang dengan BIAYA yang sama kita bisa tingkatkan PRODUKTIVITAS kita? Katakanlah sekarang omset 100 juta, total biaya 80 juta, sehingga profit 20 juta, alih-alih memotong biaya, apakah mungkin dengan biaya yang sama 80 juta, omset bisa di push menjadi 120-150 juta?
Cukup panjang yah Sahabat Foodizz bahasan soal efisiensi ini, jadi setelah membaca tulisan ini, masih berpikir klo mau efisien solusinya PECAT KARYAWAN?
Semoga Bermanfaat.
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com
Pusat Informasi Vendor Kuliner Terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}