Pertanyaan soal kerjasama dengan investor bisa jadi salah satu pertanyaan yang paling banyak ditanya oleh Sahabat Foodizz, selama ini karena memang biasanya ketika kita memulai bisnis kuliner kemungkinan besar kita selalu melibatkan "investor".
Nah, investor sendiri itu banyak tipe nya, kali ini kita akan coba bahas beberapa catatan penting ketika kita berkerjasama dengan Angel Investor seperti teman, keluarga, sahabat dekat, dan kenalan yang masih bersifat individual investor.
Pengetahuan soal KERJASAMA BISNIS ini sangat penting bagi Sahabat Foodizz semua karena jika kurang ilmunya soal ini akan banyak sekali permasalahan yang muncul baik jangka menengah maupun jangka panjang. Sebagai catatan, 8 poin yang kita bahas di bawah hanya sebagai gambaran umum nya soal kerjasama dengan Angel Investor / Individual Investor yah, tetap disarankan Sahabat Foodizz klo nanti betul kerjasama dengan investor sebaiknya didampingi sama orang yang memang paham dengan legal aspect dan perjanjian.
Ok Let's go kita bahas yuk, 8 Catatan Penting Ketika Bekerjasama dengan Angel Investor
1. INVESTOR BUKAN RENTENIR
"Foodizz ini saya ada investor mau masuk, tapi dia nanya klo rugi duitnya dikembalikan?" ....... Nah banyak ga yang kayak gini? Banyak pasti yah. Sebetulnya melihat kondisi ini sederhana ajah, yang mau invest berarti blom ngerti soal investasi, jadi ada dua pilihan, di jelaskan dulu dengan harapan semoga si "investor" ini ngerti, atau yang kedua: "tinggalin ajah" ga usah diajak berbisnis.
Investor yang sudah paham dengan game investasi pasti sudah paham bahwa setiap bisnis punya resiko untuk bisa rugi dan bisa untung, sehingga kalimat "klo rugi gimana dengan uang saya" itu ga mungkin muncul dari tipe investor yang sudah paham.
Yang paling parah sih memang ketemu "investor" yang tidak cengli atau memang maunya di win / menang sendiri, jadi klo untung dia pengen dapet sesuai "saham" atau nilai yang disepakati, tapi klo rugi dia "tidak ikut", dan kalo perusahaan tutup dia mau uangnya dikembalikan, nah klo ketemu yang model gini udah mirip rentenir sebetulnya dan jelas JANGAN PERNAH DEALING dengan model "investor" seperti ini.
2. BUTUH UANGNYA? atau NETWORK dan CAPABILITYnya?
Ketika kita mengajak investor, coba dipikirkan baik-baik apa yang betul-betul kita butuhkan dari mereka?
- Butuh uangnya
- Butuh networknya
- Butuh knowledge dan pengalamannya
- Butuh infrastrukturnya
Kenapa hal ini penting? karena tipe investor itu beda-beda, misalnya Sahabat Foodizz ingin berkreasi bebas dalam menjalankan bisnisnya, yah jangan cari tipe investor yang hobinya nanya-nanya detail plus sering ajak meeting buat tanya progress detail, yang ada malah kita pusing sendiri dan jadi tidak nyaman nanti dengan kerjasamanya.
Tapi ada juga investor yang memang secara knowledge dan pengalaman bisa memberikan banyak support buat dan kita sangat membutuhkan pengalaman tersebut, nah jika dengan investor seperti ini tentu kita harus punya skenario negosiasi berbeda.
Misalnya:
- Investor A (Hanya Duit)
Kita menjual saham kita senilai 1 miliar untuk 20% saham.
- Investor B (Knowledge dan Pengalaman)
Kita menjual saham kita senilai 500 juta untuk 20% saham karena memang kita menghargai "value" dari investor B ini, yang bisa jadi "value" tersebut nilainya sangat mahal dan memang sangat kita butuhkan. "Belajar dari pengalaman itu cara belajar yang paling mahal dan paling beresiko".
3. PERJANJIAN KERJASAMA DENGAN PEMEGANG SAHAM
Dalam kerjasama dengan investor pastikan semua nya hitam di atas putih, dan menggunakan notaris bukan selembar kertas bermaterai 10 ribu. "Biarpun dengan saudara dan temen sendiri Foodizz?" ...... Ya tanpa terkecuali karena kita denger dan lihat sendiri lah berapa banyak yang akhirnya persaudaraan bubar, teman jadi menjauh karena masalah bisnis.
Perjanjian kerjasama dengan investor juga harus dibahas detail semua yang ingin kita atur, baik itu saat ini maupun di masa yang akan datang. Banyak sekali poin, yang intinya atur apapun yang ingin Sahabat Foodizz atur, jangan sampai nanti ada hal yang terlupakan, kemudian kita menyesal karena tidak ada diperjanjian pemegang sahamnya. "Waduh Foodizz apa ajah itu", beberapa poin di bawah:
Dalam hal ini Foodizz sarankan Sahabat Foodizz ketika dealing dengan investor sebaiknya di dampingi oleh penasehat hukum baik itu berbayar ataupun kenalan yang memang misalnya punya pengalaman dalam menyusun kerjasama bisnis. Coba bisa di cek di sini : www.vendorkuliner.com
4. KETERLIBATAN INVESTOR dalam MENJALANKAN PERUSAHAAN
Ini sebetulnya bahasan di poin no 3 juga, sesuatu yang harus kita masukan ke dalam perjanjian kerjasama pemegang saham dengan investor kita tentang sejauh apa mereka akan terlibat di dalam operasional dan otoritasnya seperti apa.
Misalnya Sahabat Foodizz mendapatkan investasi 10 miliar, tapi ternyata investornya mau pengelolaan budget 10 miliarnya pake "orang" yang akan dia tempatkan di bisnis kita sebagai Finance Manager misalnya, dan uangnya hanya bisa keluar jika ada approval dari finance manager ini, nah apakah kemudian Sahabat Foodizz nyaman dan ok dengan hal ini?
Jangan iya-iya ajah loh soal keterlibatan investor ini, apalagi soal alokasi budget investasi dan cash flow, karena klo ternyata kita sebagai pemilik malah jadi sulit bergerak karena apa-apa harus di aprroval, malah jadi potensi konflik ke depannya dan memunculkan rasa tidak nyaman dan tidak dipercaya. Ini contoh satu di soal keterlibatan investor di dalam menjalankan perusahaan, bisa jadi ada divisi-divisi lain juga di mana mereka ingin terlibat misalnya di Procurement / Purchasing, dll.
5. KEKURANGAN MODAL atau KEBUTUHAN MODAL TAMBAHAN
Hal yang juga perlu didiskusikan adalah soal bagaimana jika ada kebutuhan tambahan modal akibat satu dan lain hal, apakah misalnya modal ditambah sesuai porsi saham masing-masing, atau misalnya modal tambahan disepakati harus dari luar perusahaan, misalnya dengan masuknya pemegang saham baru atau bisa juga dari pinjaman pihak lain.
Nah sahabat Foodizz harus paham detail soal ini, karena tambahan modal dengan mengikuti persentase saham berarti Sahabat Foodizz juga sebagai pemilik saham punya kewajiban setor tambahan modal atau jika tidak bisa setor berarti harus siap untuk "melepas" atau "kehilangan" saham yang kita miliki di mana jangan sampai gara-gara melakukan tambahan modal malah saham Sahabat Foodizz lama-lama habis dan ga terasa malah jadi minoritas dan kehilangan kendali.
"Waduh jadi harus gimana yah Foodizz?" Kunci utamanya yang Sahabat Foodizz harus paham dengan sangat baik adalah pengelolaan cash flow perusahaan, jangan sampai masuk ke dalam kondisi "tidak ada pilihan" karena terdesak kebutuhan cash. Opsi pinjaman juga bisa dijadikan pilihan, daripada setoran berdasarkan kepemilikan, tapi kita harus liat dulu kemampuan bisnis kita dalam mengembalikan pinjaman tersebut.
6. GIMANA KLO BISNIS RUGI dan DIPUTUSKAN UNTUK TUTUP?
Nah kita sampai ke pertanyaan yang sering ditanyakan juga oleh Sahabat Foodizz, bagaimana jika perusahaan akhirnya rugi dan harus tutup? Yah tentu ini resiko yang mungkin sekali terjadi loh dalam kita menjalankan bisnis, jadi hal ini juga harus masuk ke dalam diskusi awal dan skenario bisnis yang kita buat.
Apa yang bisa kita sepakati misalnya perusahaan rugi dalam periode waktu tertentu dan akhirnya harus ditutup?
- Pembagian aset akan seperti apa?
- Kewajiban pelunasan hutang dengan berbagai pihak jika ada
- Kepemilikan brand, aturannya seperti apa?
- Bagaimana tanggung jawab kompensasi karyawan?
Nah semua ini harus dibahas di awal dengan investor kita tentunya dan harus kita sepakati, bukan berarti kita berencana untuk rugi dan tutup, namun sekali lagi perlu diingat kalo selalu ada resiko dalam menjalankan bisnis.
7. GIMANA KALO INVESTOR MINTA BALIKIN DUITNYA?
Nah setelah semua poin, sudah kebayang dan jelas kan, intinya yah GA BISA karena ini perjanjian kerjasama bisnis dan investasi bukan pinjaman, setiap pihak sudah sepakat bahwa hasil dari kerjasama ini bisa untung atau bisa rugi. Karena itu perhatikan lagi detail poin no 3 dan pastikan memang kerjasama kita menggunakan notaris, jadi semua jelas hitam putihnya. Sekali lagi Sahabat Foodizz, jangan coba-coba membuat perjanjian kerjasama hanya dasar kesepakatan gentlemen aggreement yah, akan tiba waktunya masalah muncul baik itu ketika bisnis rugi sampai tutup, ataupun bisnis makin besar dan sukses.
Memang kadang kesannya kita tidak saling percaya urusan seperti ini, apalagi Angel Investor itukan biasanya teman, orang dekat, atau bahkan keluarga sendiri, tapi kalo menurut Foodizz justru sebaliknya, dalam bisnis semua jadikan lebih profesional, sehingga kita bisa tetap menjaga silahturahmi kita secara pribadi dengan teman dan keluarga tersebut. Gimana klo bisnisnya jadi besar dan kemudian dilanjutkan keluarga lain yang kita tidak saling kenal? Nah khan bakal jadi repot nantinya.
8. INVESTOR BARU atau AKUISISI BISNIS
Terakhir, yang perlu juga didiskusikan adalah seperti apa langkah yang akan diambil jika ada investor baru yang mau masuk ke dalam perusahaan kita. Apakah dana yang masuk dari investor digunakan untuk menambah modal ekspansi? atau dana tersebut boleh / bisa di CASH OUT oleh salah satu pemegang saham existing?
Contoh:
Saham Sahabat Foodizz 70%
Saham Investor A 30%
Nah ada Investor B masuk masuk untuk akuisisi 20% Saham.
Apakah Sahabat Foodizz dan Investor A sepakat jika ada masuk pemegang saham B, maka masing-masing TERDELUSI (berkurang) sesuai persentase sahamnya?
- Sahabat Foodizz berkurang 20% dari 70% Kepemilikan
- Investor A berkurang 20% dari 30% kepemilikan.
Contoh Lain:
Sahabat Foodizz mau jual sahamnya 20% senilai 1 Miliar untuk bisa mendapatkan CASH OUT (tunai masuk kantong sahabat Foodizz ya, bukan masuk kas perusahaan), nah seperti apa ini kesepakatannya?
- Apakah investor A harus menyetujui dulu?
- Apakah investor A juga bisa melakukan hal yang sama?
- Atau penjualan saham wajib mendapatkan persetujuan kedua belah pihak, kuorum 100% (sepakatnya harus 100%).
Contoh Lain:
Ada investor C datang dan mau beli 100% saham, semua di take over (akuisisi), nah gimana ini aturan mainnya?
Intinya di DETAILKAN semua hal yang mungkin jadi potensi konflik di kemudian hari, dimana konflik ini bisa membuat bisnis kita malah menjadi sulit berkembang, dan juga malah beresiko gagal karena satu dan lain hal yang mungkin kalau sudah kita atur semua tidak akan terjadi. Sahabat Foodizz semua harus ingat selalu "Belajar dari Pengalaman itu Mahal dan sangat Beresiko"
Terakhir, akhirnya tentu sebagai pebisnis yang dipercayakan oleh investor untuk mengelola uangnya kita harus punya 5 hal di bawah:
Jika tidak, tentu saja investor juga akan mempertanyakan tanggung jawab investasi yang mereka sudah berikan kepada Sahabat Foodizz.
Baca juga artikel terkait Investor disini:
Market Leader, Investor & Valuasi Bisnis Kuliner
Mau Dapet Pendanaan Oleh Investor? Perhatikan 10 Hal Penting dalam Pitch Deck Bisnis Kuliner
Bagi Untung dengan Investor, Gimana Itungannya?
Nah semoga bahasan kali ini bisa bermanfaat buat Sahabat Foodizz semua.
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com
Pusat Informasi Vendor Kuliner Terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}