Investor dan Pendanaan

5 Strategi Pendanaan Outlet Baru dalam Bisnis Kuliner

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 02 September 2024
Sumber Gambar: Canva.com

 

Tambah outlet untuk terus bertumbuh (growth) merupakan sebuah keharusan atau mimpi banyak pebisnis kuliner, kebanyakan yah, tidak semua tentunya, ada juga yang sudah senang / happy dan ok dengan 1-2 outlet, namun jika Sahabat Foodizz adalah seorang yang punya ambisi membangun bisnis kulinernya, berambisi untuk menjadi besar, valuasi tinggi, dan menghasilkan materi dan manfaat yang juga besar di kemudian hari, maka TUMBUH / GROWTH / tambah cabang sudah pasti menjadi salah satu keharusan dan strategi yang harus ditempuh.

Yah tentu ada cara lain untuk bisa jadi besar juga, misalnya growth / tumbuh secara vertikal (gedein outlet yang sekarang, tambah fasilitas produksi, menjual lebih banyak item, bermain ke B2B, dll), namun pada bahasan kali ini kita akan lebih memfokuskan pada Horizontal Growth (tambah outlet).

 

Kembali lagi ke tambah outlet, nah issue utama ketika bicara tambah outlet adalah DUITNYA dari MANA? Istilah kerennya SOURCE of FUND berasal dari mana? Ini adalah topik yang akan kita bahas kali ini, dengan harapan Sahabat Foodizz bisa mendapatkan insight dan alternatif yang bisa digunakan untuk strategi growth nya. Satu catatan lagi, topik bahasan ini berfokus pada pengembangan cabang dengan model  Internal Operasion (by brand), yah bukan model franchisee atau kemitraan di mana operasional outlet di serahkan kepada franchisee atau mitranya.

 

1. Investor Partnership / Investor Outlet (Autopilot)

Kita mengajak investor untuk setiap outlet yang akan dibuka, nilai pendanaan oleh investor biasanya dimulai dari: 100% pendanaan oleh investor, 50% pendanaan, sampai mungkin terkecil 20% pendanaan, tergantung jumlah investor yang diajak untuk setiap outletnya. Berapa jumlah investor yang paling baik? Sebetulnya sedikit mungkin akan lebih baik karena jika semakin banyak akan semakin kompleks dalam mengelola ekspektasi setiap investor, blom lagi penting untuk diperhatikan terkait dengan jumlah investor ini ada batas di mana dalam jumlah tertentu kita harus mendapatkan izin OJK terkait dengan pengumpulan dana.

Strategi ini banyak digunakan oleh pemilik bisnis kuliner saat ini karena sangat menarik dan stratejik, di mana kita bisa bertumbuh dengan cepat namun kebutuhan capex dan resiko bisa didistribusikan kepada investornya, yah tentu juga distribusi potensi (opportunity) dalam bentuk bagi hasil yang juga menarik. Strategi ini juga bisa digunakan oleh brand yang ingin tumbuh cepat dan melakukan valuasi bisnis namun tentu dengan rencana yang strategi dan matang, bukan sekedar tumbuh dan mendapatkan keuntungan dalam jangka pendek.

Dalam model strategi pendanaan Investor Outlet (Autopilot) ini banyak hal yang perlu diperhatikan terkait dengan urusan legal, tax, dan skema bagi hasil, karena banyak sekali terjadi masalah dalam hal ini, next time kita akan bahas khusus terkait ini namun jika sahabat Foodizz ada yang urgent atau sedang dalam tahap ini, Sahabat Foodizz bisa mengambil mentoring program untuk bisa bertanyan secara detail. Silahkan klik di link ini: bit.ly/MentoringFoodizz

 

Baca juga artikel menarik lainnya: 

Bagi Untung dengan Investor, Gimana Itungannya?

100% Bisnis Modal Investor? Bisa Kok, Tapi .....

 

2. Cash Flow Planning

Strategi membuka outlet baru dengan menggunakan cash flow perusahaan. Ini merupakan strategi yang sangat bagus sebetulnya jika memang cash flow perusahaan kita bagus dan aman serta tim finance dan ownernya memang memiliki kapabilitas dalam mengelola dan mengatur cash flow dengan dengan baik. Kita bisa menggunakan free cash flow yang memang kita miliki untuk bertahap membuka cabang-cabang baru, namun jikapun free cash flow tidak cukup, kita masih bisa membuka cabang dengan "mengatur" company cash flow kita, misalnya dengan melakukan planning pembayaran COGS ke vendor, namun sekali lagi harus hati-hati dan sangat well planned.

Jika cabang kita banyak dan putaran omset besar, strategi ini bisa sangat efektif dari pada menggunakan investor outlet atau pinjaman, karena hasil dari outlet ini 100% kita miliki. Berbeda dengan Investor Outlet, tentu dari sisi profit saja cukup besar yang harus dibagikan, atau pinjaman di mana kita harus membayar bunga atau bagi hasil pinjaman.

 

3. Laba Ditahan / Reinvesting Retained Earnings / Re-Invest

Cabang baru juga bisa dibangun dengan menggunakan LABA DITAHAN atau laba yang tidak dibagikan, yah tentu dengan kesepakatan semua pemegang saham. Strategi ini sebetulnya sangat baik, apalagi jika perusahaan kita baru atau lagi tumbuh menjadi besar, kita fokus dulu untuk growth alih-alih malah langsung bagi hasil, apalagi memang kita memiliki rencana jangka panjang, namun tentu ini kembali lagi ke pemegang saham.

Sebagai contoh, salah satu mentee program mentoring Foodizz, sebetulnya jika laba ditahan 100 persen, maka dalam 1 tahun mereka akan memiliki 4 cabang dengan penghasilan 2x lebih besar dan nilai perusahaan yang juga sangat besar, namun karena laba dibagikan, akhirnya cabang yang baru dibangun tetap menggunakan strategi no 1 sehingga profit jadi lebih kecil dan juga ada keribetan sendiri, karena berurusan lagi dengan investor cabang baru, coba jika setiap pemegang saham mau bersabar untuk menggunakan labanya untuk tumbuh, saat ini mungkin profit yang besar sudah di depan mata. Tapi yah balik lagi, setiap orang punya rencana dan pemikirannya masing-masing, tidak ada yang salah ataupun benar, semua relatif tergantung tujuannya masing-masing.

 

4. Loans or Borrowings / Hutang / Pinjaman

Strategi no 4, kita membangun cabang dengan model pinjaman, baik itu pinjaman secara pribadi atau pinjaman institusi seperti bank atau financing company. Secara "biaya / cost" sebetulnya pinjaman jauh lebih murah daripada Investor Outlet (Autopilot), dan jika bisnis berjalan lancar, akan jauh lebih menguntungkan, namun kelemahan utamanya adalah pinjaman yah., pinjaman, 100% resiko berada di kita, mau kondisi bisnis jelek sekalipun karena situasi tak terduga, kita sebagai peminjam tetap berkewajiban mengembalikan pinjaman tersebut.

Ini berbeda jika kita menggunakan strategi no 1, di mana resiko juga terbagi secara proposional dengan investor outlet tersebut, yang artinya jika terjadi suatu kondisi di mana outlet tersebut rugi, maka kita pemilik brand tidak ada kewajiban untuk mengembalikan dana investasi tersebut karena memang resiko ada di semua pihak yang terlihat secara proposional.

 

5. New Equity Investment

Kita juga bisa membangun outlet dengan memasukan investor baru di dalam perusahaan kita, tentu dalam hal ini porsi kepemilikan saham akan berubah dan di internal kita akan hadir orang / perusahaan baru. Cara ini juga banyak di lakukan oleh sahabat kuliner selama ini, ada yang berjalan lancar ada juga yang tidak berjalan lancar dengan berbagai sebab.

Masuknya investor dalam konteks pengembangan outlet tentu akan cukup stratejik dan menarik, karena kita bisa tumbuh baik secara jumlah outlet, omset, dan profit, plus valuasi perusahaan kita ikut terangkat, belum lagi jika investor ini cukup stratatejik dalam beberapa hal yang memberi nilai tambah bagi bisnis kita.

 

Namun, pilihan memasukan investor baru juga harus betul-betul dipertimbangkan dengan matang tidak hanya terkait ada dana baru yang masuk sehingga kita bisa membangun outlet dan tumbuh sesuai target, namun juga terkait dengan detail permintaan dari investor dan karakter dari investornya itu sendiri, bisa jadi misalnya Sahabat Foodizz tidak cocok dengan management style yang dilakukan oleh investornya, di mana terlalu terlibat dalam, bisa juga perbedaan budaya yang tidak cocok sampai persyaratan yang diajukan oleh investor tersebut.


Nah itulah 5 cara mendapatkan dana (source of fund) untuk pengembangan outlet kita, tentu setiap poin sahabat Foodizz perlu di perdalam lagi dan buat yang tidak punya pengalaman mungkin mendapatkan bimbingan mentoring langsung dengan Foodizz akan sangat baik dan terarah. Silahkan klik link di sini untuk mendapatkan Jasa Mentoring bersama Foodizz: bit.ly/MentoringFoodizz

 

Semoga tulisan kali ini bermanfaat dan bisa dipraktekan oleh Sahabat Foodizz Academy, selalu titip doa nya agar kita bisa terus berkarya dan berbagai demi kemajuan industri kuliner di Indonesia. Sukses buat Sahabat Kuliner semua, you are real hero.

Foodizz Academy
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Baca juga artikel menarik lainnya:
Perlu Belajar Valuasi?

Market Leader, Investor & Valuasi Bisnis Kuliner

7 Faktor Penting Apakah Investor Tertarik Untuk Funding

 

Tanya detail klik disini: CS Foodizz: +62- 811-2009-7974

 

Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru