Mindset

Penyebab Usaha Kuliner Tutup. Yakin no. 3 sudah di antisipasi?

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 11 Juli 2024
Sumber Gambar: canva.com

 

Berita baru dari QSRMagazine, MOD Pizza, jaringan restoran pizza fast-casual terbesar di AS, diberitakan Bloomberg sedang mempertimbangkan untuk bangkrut.

Awal tahun 2024, MOD Pizza menutup 26 restoran di berbagai negara bagian. Semua restoran yang ditutup adalah milik perusahaan kecuali satu. Menurut CEO Beth Scott, penutupan tersebut terutama mempengaruhi lokasi yang kurang bagus yang sudah di usahakan untuk di pertahankan sebelumnya.

MOD Pizza berencana untuk go public pada November 2021 tetapi akhirnya tidak dilanjutkan. Jaringan pizza fast-casual awalnya berkembang pesat dengan menawarkan pizza yang dapat disesuaikan seperti gaya build-your-own di Chipotle. Namun, pandemi mengungkap kelemahan dalam model bisnis tersebut, terutama dalam beradaptasi dengan tren digital yang didominasi oleh chain besar seperti Domino's dan Pizza Hut.

Jika MOD Pizza jadi mendaftarkan kebangkrutan mereka secara resmi, hal ini akan menambah jumlah perusahaan yang telah mengajukan kebangkrutan sejauh ini pada tahun 2024, termasuk Red Lobster, Rubio's Coastal Grill, Tijuana Flats, Sticky Fingers, Oberweis Dairy, Foxtrot, dan Dom's Kitchen, waralaba Arby's dengan 25 unit, waralaba Subway dengan 48 unit, waralaba Popeyes dengan 17 unit, dan waralaba Alamo Drafthouse Cinemas dengan enam unit.

Sebagai pelaku usaha di kuliner pastinya kita deg-degan dan terus menerus menjadi paranoid setiap harinya, apa aja nih yang akan menyebabkan kebangkrutan? Kita sudah sepenuhnya mengantisipasi belum ya? Ada tanda-tanda yang terlihatkah sebelum terjerumus terlalu jauh ke jurang?

Berdasarkan beberapa penelitian, faktor-faktor yang sering muncul disebut sebagai prediktor kebangkrutan/usaha kuliner tutup antara lain: hutang, margin keuntungan, dan angka pendapatan. Secara lebih spesifik berikut adalah penyebab restoran dapat tutup/bangkrut yang wajib menjadi RED ALERT buat para owner bisnis:

Penyebab restoran bangkrut dapat diidentifikasi dari beberapa studi ilmiah terbaru yang menunjukkan faktor-faktor utama yang mempengaruhi kegagalan bisnis di industri ini. Berikut adalah beberapa penyebab umum beserta penjelasannya:

 

1. Biaya Operasional yang Tinggi

Hal ini menjadi faktor yang terkadang tidak terasa oleh para owner bisnis. Apalagi kalau kita belum membuat Laporan Laba Rugi secara rutin setiap bulan atau bahkan tidak tau cara membuatnya. Jika demikian, bahkan setiap bulannya kita tidak tau apakah biaya operasional yang sekarang dikeluarkan, kerendahan atau ketinggian? atau cukup?

Jebakan Batman yang sering terjadi adalah, karena tidak adanya “indikator angka” tersebut maka yang dijadikan patokan adalah “ukuran” yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, misalnya “feeling”: “ah… kayaknya kurang orang nih… layanan ke konsumen selalu banyak komplain karena kita kekurangan orang…” akhirnya kita nambah orang, tanpa tau seberapa besar sudah persentase biaya operasional kita terhadap penjualan. Belum lagi angka penjualan yang tidak selalu stabil, tapi angka “cost” selalu stabil, maka nya kita harus selalu cermat melakukan pengelolaan sumber daya, agar tentunya tetap menjaga kualitas produk dan layanan.

Biaya SDM baru satu dari komponen biaya operasional lainnya. Maka kita harus mengetahui bagaimana pencatatan dan pengelolaan biaya (pendapatan dan pengeluaran) sebuah usaha kuliner. Bila masih “cukup buta” di sini, bisa melihat berbagai kelas Foodizz yang membahas detil tentang hal ini. 

 

Baca juga: Studi Kasus Usaha Kuliner di Kanada yang bangkrut karena tidak dapat menjaga proporsi COST dengan performa usaha

 

2. Masalah Keuangan dan Manajemen

Dari penelitian di Harvard, di sebutkan bahwa faktor yang membuat usaha bangkrut, sebagian besar bukan datang dari faktor luar, tapi datang dari faktor internal, yaitu pengelolanya.

Pernah memperhatikan adanya pengelolaan yang baru dari sebuah usaha yang sama, membuat usahanya malah jadi turun? Atau sebaliknya, karena pengelolanya ganti, maka usahanya jadi pesat. Ya! Segala sesuatu itu tergantung dari manajemennya! Karena apapun strateginya, bisa dibuat dan dieksekusi dengan baik oleh manajemen yang kompeten!

Bangkrutnya sebuah usaha bisa dari awal memang manajemen/ownernya kurang ilmu, sehingga jangkankan “rising” dan meroket, tapi belum sempat meroket saja sudah kehabisan bahan bakar, dan akhirnya tutup. Atau ada lagi yang awalnya bagus, tapi karena manajemen/owner nya hilang fokus, akhirnya bisnis mulai tidak terurus. Hal ini ada yang terjadi pada orang yang sama, atau sering juga terjadi lintas generasi, begitu pengelolanya pindah generasi, kemudian tidak ada minat atau keseriusan, malahan membuat usaha nya jadi turun.

Hal lainnya juga bisa terjadi karena manajemen memiliki kemampuan yang terbatas, untuk membawa ke level tertentu bisa berhasil, tapi begitu masuk ke “game” yang berbeda, ilmu para owner/manajemennya kurang dan tidak ditambah, akhirnya bisnis tidak bisa bertahan.

Di dalam bagian dari kemampuan pengelolaan manajamen, salah satu yang terpenting dan seringkali menjadi batu sandungan adalah pengelolaan keuangan. Karena semakin besar usaha, semakin kompleks pengelolaan keuangan, maka diperlukan kemampuan manajemen, khususnya dalam hal keuangan juga yang canggih, tidak lagi sesederhana 1+1 = 2, tapi banyak taktik dan strategi yang perlu dipahami untuk membuat bisnis bisa berkelanjutan.

Masalah-masalah keuangan lainnya yang juga seringkali menjadi faktor usaha menjadi rentan dan berpotensi bangkrut adalah kesalahan prediksi, decision making yang buruk terhadap keuangan, atau investasi, atau keputusan berhutang yang tidak diimbangi dengan eksekusi strategi yang excellent. Hal yang tidak sesuai rencana atau bahkan jangan-jangan rencananya tidak dibuat hanya mengambil keputusan secara impulsif, membuat usaha memiliki resiko yang sangat besar ke jurang kebangkrutan.

 

3. Perubahan Pola Konsumen

Di tengah persaingan dan perubahan di dalam industri kuliner, mengenai perubahan perilaku konsumen menjadi kunci penting. Dari awal berbisnis, kita harus fokus bahwa hal utama yang kita kedepankan adalah menjawab kebutuhan konsumen. Apabila pada saat usaha berjalan kemudian kita menjadi bias, seperti hanya mengeksekusi apa yang diinginkan ownernya, yang lebih banyak menggunakan feeling dan jarang riset pasar, faktor dari “miss” melihat perubahan konsumen, dapat menjadi faktor yang membuat omset menurun dan akhirnya usaha kita ditinggalkan. Dengan terus menurunnya omset, dapat menyebabkan usaha menjadi bangkrut/tutup.

Sangat diperlukan untuk melakukan pemantauan pola perilaku konsumen, dari minat, tren produk, cara konsumsi, media promosi, dan lainnya, hal ini dilakukan bukan hanya setiap bulan atau setiap minggu, tapi juga setiap hari! Maka penting tidak hanya kita sebagai owner, tapi juga tim kita harus “melek marketing kuliner jaman now”! Sehingga usaha kita tidak akan miss dari adanya perubahan pola konsumen. 

 

4. Kebijakan Pemerintah dan Regulasi

Dan faktor yang terakhir ini yang seringkali menjadi faktor yang juga sama besarnya terutama dari sisi hal-hal atau kejadian yang tidak kita duga sebelumnya atau sulit untuk diprediksi, seperti wabah Covid-19 lalu. Hal-hal yang bersifat perubahan yang ekstrim seperti larangan atau kondisi tertentu yang memberikan opsi yang sangat minim untuk berbagai usaha, khususnya kuliner untuk bertahan.

Selain dari faktor-faktor yang sulit untuk diprediksi, kebijakan pemerintah dan regulasi yang sifatnya wajib dan dapat diketahui, menjadi hal yang wajib untuk dijalankan. Jangan sampai usaha kita berjalan baik dan konsumen bertambah banyak, tapi karena kita malas mengetahui kewajiban-kewajiban dan regulasi, kemudian di masa mendatang tersandung hal tersebut, dan membuat usaha berpotensi tutup.

Compliance (kepatuhan) dari sisi regulasi pemerintah pusat, lokal, dan perpajakan adalah beberapa contoh yang perlu diperhatikan dalam menjalankan manajemen yang bertanggung jawab (Good Corporate Governance), sebagai jaminan bisnis dapat berlangsung terus menerus (sustainable).

 

4 Faktor di atas dapat menjadi ALERT buat kita semua agar lebih awas lagi dalam menjalani pengelolaan dan pengembangan usaha kuliner yang dijalani. Dengan memahami faktor-faktor ini, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih baik untuk menghindari terjadinya potensi kerugian dan kebangkrutan di dalam usaha. (SK)

 

Nah sahabat Foodizz semua, semoga bahasan kali ini bisa bermanfaat buat semua. Terus doain Foodizz Team untuk bisa terus berbagi ilmu ya Sahabat Semua, semoga bermanfaat, sukses selalu bisnis kuliner Indonesia.

Buat Sahabat Foodizz yang masih mau bertanya lebih jauh mengenai bisnis nya dan butuh mentoring, silahkan langsung ajah kontak WA Foodizz di: +62-811-2009-7974 atau klik disini untuk mendapatkan mentoring dengan berbagai topik bersama pakarnya.

 

Foodizz Academy
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Tanya detail klik disini: CS Foodizz: +62- 811-2009-7974

 

Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru