"Enak yah tuh pengusaha Soto, sehari-hari dapet omset 10 juta, udah makmur idupnya cuman ...... lanjut sendiri deh"
"Yah elo mah asik, bisnis udah jalan, sehari-hari tinggal kongkow dan jalan-jalan doang. Traktir-traktir lah sering-sering"
"Harusnya pengusaha kayak elo sedekah dan berbagai banyakan dong, masak cuman bagi-bagi ilmu doang"
"Rumah masih kontrakan gitu, udah jadi pengusaha beli lah harusnya yang gedean, biar keliatan beneran pengusaha SUKSES"
Sudut pandang
Perspektif 1 arah
Fenomena iceberg
Inilah yang sering kita temui dalam keseharian kita sebagai pebisnis maupun profesional, di mana banyak orang seolah-olah punya "hak" untuk men JUDGE kita berdasarkan apa yang mereka lihat di permukaan.
Pake mobil mewah langsung di persepsi pengusaha sukses, atau bahkan lebih parah dapet duit cara ga bener, padahal bisa jadi mobil tersebut dibeli dengan uang tersisa karena sangat penting baginya untuk membangun PERSONAL BRAND terkait dengan bisnisnya, misalnya yang bersangkutan sales mobil mewah yang memang membutuhkan pergaulan di kalangan tersebut.
Melihat orang jualan SEMINAR / WORKSHOP langsung main JUDGE "ilmu kok di bisnis in" padahal banyak hal yang tidak terlihat langsung sama kita, bagaimana misalnya orang tersebut ternyata banyak sekali berbagi ilmu, membuat konten gratis yang biayanya cukup besar, memberikan mentoring gratis yang banyak memakan waktunya setiap hari.
Ini seperti fenomena iceberg, di mana kita hanya bisa melihat gunung es yang menjulang, padahal untuk bisa seperti itu butuh pondasi dasar es yang jauh lebih besar untuk menopangnya daripada yang nampak. Kita melihat orang "sukses" atau "berhasil" ataupun "gagal" sebagai sebuah hasil akhirnya, tanpa pernah ingin tahu klo orang tersebut menjalani kerja keras, disiplin, dedikasi, doa, kegagalan, dicemooh, di underestimate, menghabiskan uangnya untuk bisa mencapai apa yang terlihat saat ini.
Terus bagaimana sikap kita sebagai pengusaha? NGAPAIN DIPIKIRIN pendapat orang lain, bukan mereka yang kasih rezeki ke karyawan kita, bukan mereka yang membantu kita ketika kita kesulitan, bukan mereka juga yang menanggung semua beban dan beratnya bisnis ketika kondisi kita saat ini sedang sulit misalnya (Covid-19, PSBB), jadi biarin ajah mereka CAPEK sendiri, LIFE MUST GO ON, kewajiban kita adalah menjadikan apa yang kita lakukan sebagai ibadah, kewajiban kita untuk kerja keras, dan membuat orang dan lingkungan sekitar kita punya dampak positif, bukan NGURUSIN pendapat orang lain.
Terus bagaimana sikap kita ketika melihat orang lain menjalankan bisnisnya, mau itu terlihat sukses, susah dan sebagainya? DOAKAN agar usahanya lancar, menjadi besar dan BERKAH, rasanya itu akan membuat hati kita lebih tenang dan juga akhirnya punya IMPACT positif terhadap hidup dan bisnis kita.
Semoga Bermanfaat.
#KeepSharing
#KeepLearning
#SpreadKnowledge
#KulinerIndonesia
Baca artikel menarik lainnya:
10 Tantangan yang Membuat Bisnis Kuliner Sulit Berkembang
Foodizz
1st F&B EduTech in Indonesia
Belajar Bisnis Kuliner ..... Yah di Foodizz.
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com
Join Telegram Group di t.me/foodizzid
*Buat temen-temen yang mau copas artikel silahkan ajah ga perlu minta izin asal mencantumkan sumber artikelnya, yaitu www.foodizz.id/blog. Yuk hargai karya dan usaha orang lain dalam membuat konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}