Ketika sedang mengisi internal sharing di sebuah perusahaan yang sudah memiliki puluhan cabang, saya bertanya kepada seluruh peserta yang hadir saat itu, bagaimana kita bisa meningkatkan penjualan per outlet tanpa harus mengeluarkan biaya promosi?
Yang sudah biasa ikut kelas dan edukasi Foodizz sih pasti udah katam (hafal) dan tau apa yang harus dilakukan hehe, gampang jawabannya, lakukan Up Selling dan Cross Selling. Up Selling artinya kita menjual menu yang sama dengan menambah porsi / ukuran dan harga yang lebih tinggi, atau membundling dengan menu lain sehingga harga LEBIH TINGGI, Cross Selling artinya kita menjual menu BERBEDA setelah konsumen melakukan order sebuah menu.
Contoh:
Up Selling
Cross Selling
Apa tujuan dari Cross Selling dan Up Selling?
Coba kita perhatikan rumus sales (omset) di bawah:
Sales = TC x APC
TC= Total Check (Jumlah Bill)
APC= Average Per Check (Nilai Bill)
TC= Mendatangkan traffic (jumlah) konsumen (iklan, KOL, dll)
APC= Mengusahakan konsumen MEMBELI LEBIH BANYAK.
Nah Cross Selling dan Up Selling adalah usaha untuk meningkatkan APC (Average Per Check) karena konsumen sudah datang atau sedang melakukan order, dalam bisnis kuliner hal ini sangat penting karena strategi Cross Selling dan Up Selling itu MURAH MERIAH tapi sangat IMPACTFUL, sayangnya sering kali strategi ini tidak dilakukan oleh banyak Sahabat Kuliner.
Ok, setuju nih penting banget, gimana dong cara kerjanya biar gampang diikuti Foodizz.
Foodizz, ini khan SOP untuk Up Selling dan Cross Selling klo melibatkan karyawan, nah klo misalnya tidak melibatkan karyawan secara langsung bisa ga? TENTU BISA DONG, gimana caranya?
Pertama. MARKETING TOOLS
Misalnya kita jualan sop buntut, nah buat foto menu yang menarik sekali, kemudian di menu tersebut munculkan menu bundling atau menu Up Size dengan hanya tambah Rp. xxxx. Contoh lain seperti melakukan Up Selling dan Cross Selling di delivery platform, setelah check order 1 menu, tawarkan untuk tambah saos, tambah packaging, tambah Teh Botol, dll. Nah ini khan ga butuh manusia, tapi lebih ke Marketing Tools yang kita gunakan.
Kedua. PAKE TEKNOLOGI ordering system.
Misalnya ada QR di meja (pake aplikasi dari POS or pihak ke 3), bisa juga buat Ordering APPS sendiri. Pernah ke McDonald's dan beberapa brand besar khan, nah di tablenya suka ada QR buat order sampai beberapa bisa bayar, atau di outletnya ada layar TV untuk order, nah seperti itu kira-kira.
Vendornya siapa yah?
Coba kontak ajah tim Aturkuliner di sini, salah satu rekomendasi yang mereka memang khusus membangun platform untuk bisnis kuliner sehingga fitur-fitur dan teknologinya lengkap dan mudah untuk diimplementasikan.
Tunggu apalagi? MAHAL ga? Bayangin kita bisa naikin jualan x% per outlet x jumlah outlet (jika ada beberapa outlet), berapa besar SALES yang bisa BERTAMBAH? Nah lakukan ajah perbandingan langsung. Misalnya:
Biaya Aturkuliner Rp. 300 ribu per bulan per outlet (tergantung size perusahaan)
Implementasi Up Selling dan Cross Selling bisa naikin sales 500 ribu per hari atau 250 ribu lah per hari. Sebulan berapa tuh? profit berapa tuh? Masih mau bilang mahal?
Belom lagi pake teknologi AturKuliner itu bukan soal Up Selling dan Cross Selling ajah loh, ini juga soal database, inventory, product analytic, COGS / HPP.
So, Yuk Sahabat Foodizz, mulailah adaptasi teknologi agar bisa kita bisa scale dan juga kita bisa lebih mudah melakukan kontrol bisnis kita.
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
https://lms.foodizz.id/
Kelola SOP dan Training lebih mudah dan murah
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}