Ada masanya ketika kita punya bisnis kuliner, konsumen yang datang sangat ramai, konsep, produk, campaign yang kita jalankan rasa-rasanya sangat mantap dan tepat, sehingga kita sangat percaya diri. Ada masanya mungkin 2 tahun ke belakang ojol antri-antri mengambil order konsumen, sampai kita sangat percaya inilah bisnis model yang paling ok saat itu, sehingga kita dengan cepat kita membuka cloud kitchen di berbagai tempat.
Sampai satu saat "loh kok mulai sepi yah" kemana konsumen yang dulu berduyun-duyun datang, kemana ojol yang biasanya harus waiting list untuk ambil order? Kita mulai kebingungan dan terjebak dengn masa lalu "yang biasa ramai".
Ah semoga hal di atas tidak terjadi dengan bisnis kita yah Sahabat Foodizz, itu cuma cerita di negeri dongeng ajah, tapi jikapun terjadi apakah sudah terlambat? Tentu ajah tidak, Starbucks ajah pernah gagal kok di Australia sampai mereka harus menutup banyak outlet dan merugi sangat besar. (Baca di sini)
A. Mengapa konsumen kita hilang?
Banyak sekali sebab mengapa konsumen kita menghilang dan tidak lagi ramai seperti dahulu. Apa ajah itu?
Jawabannya, BANYAK PENYEBABNYA dan inilah tugas penting kita untuk mencari tau dan menemukan mengapa konsumen kita tidak lagi datang.
Bagaimana cari taunya?
Bicaralah kepada konsumen tersebut, bisa bicara lewat SURVEY, bisa bicara lewat DEEP Interview, bisa sekedar ngopi dan ngobrol bareng konsumen, tanyakan mengapa sekarang mereka TIDAK DATANG LAGI atau mengapa mereka sudah TIDAK ORDER DELIVERY lagi.
Dengan BERTANYA dan memahami, kita bisa menemukan INSIGHT untuk menyusun ulang semua hal, baik dari sekedar TAKTIKAL maupun sampai merubah FUNDAMENTAL dari bisnis kita, seperti mengganti segmen konsumen, atau merubah CORE product kita, sehingga bisa kembali REBOUND.
B. Bagaimana mengembalikan "konsumen" agar kembali datang ke brand kita atau memunculkan kembali ojol yang melakukan order?
1. KONSUMEN BARU
Cari konsumen baru, target market baru yang saat ini punya potensi untuk digarap. Jika dulu segmen konsumen kita anak nongkrong bergaul, kita ubah menjadi segmen hangout buat kerja dan diskusi (karena lokasi kita di area kampus) misalnya. Biar ajah yang nongkrong ke pesaing, tapi buat yang mau kerja santai, nyaman, dan fasilitas lengkap yah perginya ke tempat kita.
Implikasinya apa? Yah tentu misalnya kita harus re-design kembali tempat kita sesuai dengan target market yang baru dan konsep brand yang baru, harus melakukan renovasi, merubah menu, menambah fasilitas, namun membuat BRAND kita kembali punya harapan untuk bisa berkembang.
2. PENAWARAN BARU
Konsumen mungkin sudah bosan merasa brand kita gitu-gitu ajah, sehingga kita perlu memberikan PENAWARAN baru agar mereka kembali antusias untuk datang ke brand kita. Contoh misalnya dengan meluncurkan MENU BARU, bisa juga dengan membuat PROGRAM GRESS misalnya ada OPEN MIC, event, konsep design baru, dll yang membuat konsumen ngomong "eh ke sana yuk, seru-seru lagi sekarang".
Penawaran baru ini implementasinya banyak sekali tentu ajah disesuaikan dengan insight yang kita dapatkan dari hasil riset konsumen dan kompetitor, sehingga penawaran baru apa yang kita keluarkan akan membuat ROMANCING the CUSTOMER, simplenya membuat konsumen kembali kangen dan datang.
3. BERIKAN JANJI BARU
Kita juga bisa membuat JANJI BARU "New Brand Positioning" untuk mendorong kembali konsumen datang dan mendapatkan pengalaman baru di brand kita. Dulu tempat kita dikenal MAHAL, sekarang kita membangun JANJI baru bahwa tempat kita sangat AFFORDABLE buat target market.
Dulu secara Brand Positioning kita lebih dikenal sebagai TEMPAT MAKAN, sekarang janji baru kita adalah TEMPAT HANGOUT dengan VARIASI MENU MERIAH, jadi biarpun ini WARTEG / NASI RAMES, jangan khawatir, buat sekedar nongkrong dan ngopi juga enak. Kembali lagi tentu ada konsekuensi di mana JANJI BARU juga butuh EFFORT untuk membuat janji tersebut TERWUJUD sesuai dengan harapan konsumen.
4. BERUBAH JADI BARU
Tinggalkan kenangan lama, buang jauh-jauh cerita sukses lama karena semua masa lalu, dalam bisnis yang paling penting adalah ADAPTASI dan INOVASI, jika akhirnya kita harus berubah secara SIGNIFIKAN yah berubahlah. Misalnya dulu jualan martabak, sekarang jualan sambel bakar karena target marketnya sangat besar dan hal ini lebih realistis buat kita sebagai business owner. Buat apa idealisme jika konsumennya ga ada?
Nah Foodpreneur, jangan panik jika KONSUMEN KITA HILANG, lakukan riset, susun ulang strategi dan segeralah DO SOMETHING karena pada dasarnya konsumen itu selalu ada, cuma mereka PINDAH KE PESAING, jadi tugas kita adalah PINDAH kan lagi konsumen tersebut dari pesaing kita ke tempat kita.
Nah semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat Foodpreneur semua yah, silahkan di share ke berbagai sosmed agar lebih banyak lagi yang bisa mendapatkan inspirasi.
Semoga bermanfaat & Keep Learning
Jangan lupa di share ke temen-temen lain agar banyak yang mendapatkan manfaat dari artikel ini.
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com
Pusat Informasi Vendor Kuliner Terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}