Marketing Mix

Harga MURAH dan TERJANGKAU tapi PROFIT TINGGI, bisa?

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 26 Juli 2021
Sumber gambar: Unsplash.com

 

"Dijual nasi pecel harga 5.000" sebuah flyer muncul di sebuah group kuliner kemarin dan sengaja kemudian Foodizz posting di Instagram dengan sebuah pertanyaan "Masih bisa Net Profit ga nih?"

Rasanya cukup banyak yah yang sering membahas jangan jualan harga murahan, berdarah-darah nanti bisnisnya serta jadi tidak sustain karena harus selalu perang harga. Nah anggapan seperti ini sebetulnya tidak salah namun tidak juga benar secara menyeluruh karena di dalam bisnis itu "TERGANTUNG STRATEGINYA", jika memang konsep bisnis kita MEMUNGKINKAN dan DIPERSIAPKAN untuk harga murah kenapa tidak pertanyaannya? Banyak kok jutaan UMKM dan UKM yang menjual harga "MURAH" namun tetap bisa SUSTAIN berpuluh-puluh tahun.

Ga percaya? Coba inget-inget kembali ketika kita masih kuliah, banyak bukan yang mungkin setelah 10 tahun si penjual WARTEG, WARKOP masih tetep eksis? Penjual gerobakan siomay dan bakso masih berjualan sampai hari ini? kok bisa, yah karena HARGANYA MURAH dan ................ nah ini faktor-faktor pentingnya yang akan kita bahas hehe..

So tidak masalah mau jual harga murah, asal kita perhatikan 8 faktor di bawah sehingga biarpun harga murah secara bisnis tetep bisa cuan dan bahkan menariknya lagi bisa stabil dalam jangka panjang.

 

1. STRATEGI, BUKAN KARENA KEPEPET
Harga murah dibuat karena strategi bisnis kita bukan karena terpaksa, misal omset jeblok kemudian kasih harga murah, nah jika seperti ini, ini cuman FIRE FIGHTING, artinya cuma solusi sementara dan tidak akan memberi dampak terhadap perusahaan, salah-salah malah menjadi BACK FIRE, merusak brand yang sudah dibangun.

Jadi dalam konteks ini perhatikan Value Brand yang kita miliki, jika memang kondisi saat ini mengharuskan kita menggunakan strategi harga murah, mungkin kita bisa meluncurkan brand baru dengan di ENDORSE oleh brand lama. Contoh PECEL PPKM by X Brand, nah ini dibuat seolah-olah ada brand baru PECEL PPKM yang dikeluarkan oleh BRAND X.

 

2. TARGET TC
Yuk strategi harga murah biasanya harus diikuti oleh TARGET TC (Total CHECK) / TRAFFIC yang cukup besar. Nah untuk mendatangkan TC yang tinggi ini perlu EFFORT komunikasi yang cukup banyak misalnya menggunakan influencer, iklan, kolaborasi, dll, jadi jangan cuma berharap karena HARGA MURAH kemudian konsumen akan datang begitu saja, ingat kita bisnis punya pesaing, bukan kita ajah yang paham bagaimana menggunakan HARGA MURAH sebagai bagian dari strategi.

 

3. % REPEAT ORDER TINGGI
Strategi harga murah juga harus diikuti dengan % repeat order yang tinggi sehingga kita tidak menghabiskan biaya untuk terus mendatangkan konsumen baru, klo terjadi biaya juga tinggi untuk akuisisi konsumen baru, akhirnya sama ajah, akan jebol juga dan tidak akan mendatangkan NET PROFIT yang diharapkan.

Jadi penting sekali kita juga harus punya strategi dalam mengelola customer yang sudah datang, misalnya dengan memiliki database, mereka sehingga bisa terus ENGAGE / di follow up dan berbagai penawaran yang membuat mereka bisa terus membeli dan merekomendasikan brand kita.

 

4. BIAYA OPERASIONAL RENDAH
Nah ini salah satu hal penting klo bicara strategi harga murah pengen cuan tetep gede yaitu OPEX (biaya operasional) harus sekecil mungkin. Salah satu yang bisa jadi ide adalah melakukan OUTSOURCING produk yang ingin kita jual misalnya, di mana dengan melakukan OUTSOURCING kita tidak perlu punya karyawan produksi serta biaya operasional serta bahan baku dalam produksi. Hal lain misalnya menggunakan teknologi sehingga semua berjalan dengan lebih efisien, dll.

 

5. PRODUK BIKIN KANGEN
Kita wajib memiliki produk yang bikin kangen untuk bisa menghasilkan CUAN dengan strategi HARGA MURAH, ini juga terkait dengan poin no 3 di mana konsumen bisa balik dan balik lagi memang selain karena murah juga memang ENAK. "Murah kok minta enak?" yah itulah konsumen, klo bisa MURAH DAN GRATIS hehe.

Gimana kita tau produk kita enak? Hal pertama tentu sebelum jualan lakukanlah riset-riset sederhana, misalnya melakukan BLIND TEST dengan produk sejenis yang lebih mahal, misalnya jualan nasi pecel yah di BLIND TEST dengan nasi pecel lain untuk mendapatkan masukan dari konsumen. Jika produk sudah mulai dijual, kita bisa juga lihat dari RATING di delivery online, bisa juga lewat CUSTOMER CALL SURVEY dan paling mantap sih yah liat ajah berapa banyak konsumen yang sama membeli kembali.

 

6. HARGA DAN SUPPLY BAHAN BAKU STABIL DAN MURAH
Bagian terpenting dalam strategi harga murah tapi cuan adalah kita memiliki AKSES terhadap harga bahan baku yang STABIL dan MURAH. Dua hal ini wajib dan bisa berdiri sendiri-sendiri, MURAH tapi ga STABIL, berbahaya tentunya, pun sebaliknya STABIL tapi MAHAL yang jadi percuma. Jadi hati-hati dalam menciptakan PRODUK dengan harga murah, jangan membuat dengan dasar pertimbangan yang TEMPORARY, misalnya kebetulan harga AYAM lagi murah, nah lihat lagi AYAM selama beberapa tahun ke belakang gimana pola harganya.

 

7. PRODUK PELENGKAP YANG KUAT
Nah produk pelengkap khususnya MINUMAN jika kita jual makanan juga harus punya POWER menarik konsumen untuk membeli, biasanya bisa dijadikan PAKET di dalam penawaran, karena produk MINUMAN inilah yang sebetulnya justru buat CUAN nya. Coba ajah misalnya anda jual PECEL hanya 5.000 (impas ga ada untung) tapi kemudian dari ES TEH MANIS kemudian kita mendapatkan bersih 1.500, jika sehari ada 500 pembeli artinya kita bisa mendapatkan untung kotor es teh manisnya sebesar 750 ribu, berapa tuh sebulan? Menarik khan?

Nah ini klo kita punya 1 cabang yah, klo misalnya punya 2-3 cabang, wah makin gede dong cuannya hehe. Inilah mengapa kadang-kadang kita suka bingung liat bisnis owner yang outletnya kecil, seadanya tapi kok hidupnya makmur-makmur ajah dan happy-happy ajah hehe, lah orang CUAN nya gede kok klo buat ukuran pribadi dia. Satu pelajaran penting, ga semua orang butuh CUAN ratusan juga dengan puluhan cabang, banyak juga pebisnis yang merasa CUKUP (ENOUGH) dengan 1 cabang dan CUAN yang CUKUP untuk mereka menjalankan hidupnya dengan HAPPY.

 

8. SCALE BEBERAPA OUTLET
Nah terkahir, ini akan lebih menarik lagi ketika kita bicara misalnya tidak hanya 1 outlet tapi 2-3 misalnya, artinya TC (Total Check) / trafficnya makin besar, daya tawar negosiasi ke supplier makin kuat karena main VOLUME yang pada akhirnya KUMULATIF deh omset dan PROFITNYA. Kita analogikan sederhana ajah deh:

1 cabang, 500 order, untuk tiap order hanya Net 1.000 rupiah
1 bulan artinya untuk bersih (Net) 15.0000.000
kalo 3 cabang artinya  bersih 45.000.000

*Net artinya sudah bersih potong COGS, Opex, dan biaya lainnya.

"Lah jangan-jangan itu tetangga punya WARKOP / Warteg, juice cuan gede tapi ga keliatan ya hehe, apa piara jin atau babi ngepet" Ah harusnya temen-temen udah mulai kebayangkan dari baca beberapa poin di atas hehe.

 

Gimana menarik ga nih?

 

Semoga bermanfaat.

#marketingmix #pricing

 

Full Access Ecourse Visit
https://foodizz.id/

 

Foodizz
1st F&B EduTech in Indonesia
Belajar Bisnis Kuliner ..... Yah di Foodizz.

www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com
Join Telegram Group di t.me/foodizzid

 

*Buat temen-temen yang mau copas artikel silahkan ajah ga perlu minta izin asal mencantumkan sumber artikelnya, yaitu www.foodizz.id/blog. Yuk hargai karya dan usaha orang lain dalam membuat konten.

Jadi Member Foodizz klik disini I Belajar SEKOLAH BISNIS KULINER klik disini
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru