Marketing

Follow the Trend, Is it Ok?

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 28 Juli 2021

 

"Ah ikut-ikutan doang, lagi rame TikTok eh elu ikut main TikTok, follower dong namanya" ...... klo itu memang lagi trendnya SO WHAT? Salah emang??

Memangnya kita harus selalu menciptakan yang baru dalam menjalankan bisnis? ATM juga sesuatu yang bagus kok dan cenderung lebih punya manfaat besar bagi temen-temen kuliner untuk menerapkannya, karena tentu akan membuat resiko lebih kecil karena sudah ada yang menjalankannya lebih dahulu. Jadi kita tinggal amati, tiru dan modifikasi yang sesuai dengan bisnis kita tentunya.

Kadang-kadang dibanyak kesempatan ATP ajah malah, amati, tiru, plek plek, udah beres. Contoh nya? Es Kopi Susu, semua tempat sekarang jualan Es Kopi Susu dan banyak juga yang ATP dan ATM cukup sukses dari sisi salesnya kok, klo dulu ketika Es Kopi Susu lagi ngetren terus kita mikir "kaga ah, ngapain gua ikut-ikut" wah gila ajah, bisa berapa besar itu Lost Opportunity yang mungkin terjadi, itu baru dari sisi Lost Opprtunity sales, blom lagi lost dari sisi relevansi di konsumen dan target market kita loh.

 

So temen-temen kuliner, dalam Marketing Calendar selalu selipkan strategi follow the trend yang sewaktu-waktu bisa kita eksekusi berdasarkan insight-insight yang muncul dari social media, competitor, maupun dari customer secara langsung, mengapa hal ini sangat penting bagi brand kita?


 

1. Keep Our Brand Relevant

Ini penting banget apalagi jika target market kita adalah milenial, atau malah Gen Z di mana TREND IMPULSE punya power yang luar biasa untuk mendorong mereka datang dan membeli dari brand kita. Yah tentu kita tidak bicara lebih dalam apakah mereka loyal atau tidak yah, tapi setidaknya mendorong NEW TC (Traffic) untuk datang serta brand awareness terhadap brand kita.

Follow the trend membuat brand kita secara positioning juga STAY RELEVANT, "eh si itu buat juga tuh video tim Nam Do san x Han Ji Pyeong" sederhana nih kalimatnya cuman penting bagi brand, dari pada muncul kalimat "jadul banget nih brand, postingnya gitu-gitu ajah"


 

2. Crowd Opportunity

Mengikut tren berarti kita mencoba memanfaatkan CROWD yang akan tercipta dari trend tersebut. Coba lihat selama pandemi munculnya komunitas dan pesepeda dalam jumlah sangat massive, artinya muncul CROWD yang bisa menjadi peluang besar bagi sales kita jika kita bisa memanfaatkan dan membuat CROWD ini datang ke tempat kita.

Maka banyak cafe / coffeshop kemudian menyiapkan fasilitas untuk menggantung sepeda atau spot khusus untuk parkir sepeda, membuat menu-menu yang cocok untuk orang setelah berolahraga, bahkan membuat promo khusus bagi komunitas sepeda.


 

3. Behaviour Shifting

Nah ini salah satu yang paling gawat jika perusahaan kita tidak terus memantau trend yang ada, jika ternyata trend tersebut kemudian menjadi habit apalagi memberikan pengaruh besar terhadap konsumen dan target market kita, bisa gawat bisnis kita. Simpel ajah deh, 15 resto yang viral di Bandung, bisa dikatakan hampir semuanya berasal dari TikTok informasi awalnya, apa artinya?

Artinya bisa jadi konsumen sekarang lebih banyak menggunakan TikTok sehari-harinya sehingga berkomunikasi melalui TikTok akan menjadi kunci penting agar brand bisa terus bertahan.


 

4. Instant Sales

Yes, salah satu poin penting follow the trend adalah kemungkinan bisa terciptanya instant sales bagi kita karena massive nya trend tersebut dibicarakan dan di bahas. Misal, ketika dulu ada Es Kepal Milo, mendadak buanyakk sekali yang ingin mencoba dan mencicipi Es Kepal Milo, yah tentu ini bisa jadi instant sales, apakah long lasting, rasanya tidak tapi dari pada dompet orang lain pindah ke kompetitor yang menjual Es Kepal Milo, mendingan kita ikut jualan toh.

 

 

5. Low Cost Strategy

Yah pastilah, tidak perlu di riset-riset lagi, tidak perlu keluar biaya untuk melakukan validasi, kita cukup follow the trend karena itulah yang saat ini terjadi, jadi tugas kita ada menjadikan trend ini sebagai "nilai tambah" bagi brand kita, atau bahkan menjadikan trend ini sebagai bagian strategi baru yang akan kita gunakan untuk memenangkan persaingan ke depannya. Sebagai contoh, dengan semakin meningkatnya trend user TikTok, watch hour nya yang luar biasa tinggi, kita sebagai pemilik brand hanya perlu untuk follow dan mulai menggunakan TikTok, nah untuk menjadi nilai tambah strategis tentu pelajarilah TikTok, lakukan riset, dan eksekusilah secara strategis dan terarah agar trend ini memberikan kita NILAI TAMBAH yang besar.

 

So temen-temen kuliner, masalah ga FOLLOW THE TREND?

 

Semoga bermanfaat
 

Foodizz

#KeepSharing

#SpreadKnowledge

#BisnisKuliner

#IndonesiaMaju

 

Semoga Bermanfaat.

Foodizz
1st F&B EduTech in Indonesia
Belajar Bisnis Kuliner ..... Yah di Foodizz.

www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com
Join Telegram Group di t.me/foodizzid

 

*Buat temen-temen yang mau copas artikel silahkan ajah ga perlu minta izin asal mencantumkan sumber artikelnya, yaitu www.foodizz.id/blog. Yuk hargai karya dan usaha orang lain dalam membuat konten.

 

Sumber gambar: unsplash.com

 

Dapatkan Full Access E-Course disini
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru