Sales

Dropship VS Reseller

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 15 Juli 2021
Sumber Gambar: Canva.com

 

Di dalam dunia bisnis yang mengharuskan kita untuk mendalami Online Marketing, sudah tidak asing lagi ada istilah dropship dan reseller. Untuk orang awam, keduanya sama saja, sama-sama menjual produk milik orang lain. Tapi nyatanya keduanya memiliki perbedaan dan keunggulan serta kekurangannya masing-masing.

 

Sebelum kita memutuskan mana yang lebih baik untuk bisnis kita, mari kita simak perbedaan kedua istilah tersebut, dari beberapa pertimbangan berikut ini.
 

Modal

Dropshipper: Nah, kali ini keuntungan berpihak kepada dropshipper. Seorang dropshipper tidak membutuhkan modal sama sekali.
Reseller: Lain halnya dengan dropshipper, reseller harus mengeluarkan modal untuk menyediakan stok barang yang ingin dijual. Bahkan, terkadang pihak supplier menentukan kuantitas minimal barang yang harus dibeli. Namun karena reseller harus mengeluarkan modal dulu, biasanya sebagai penjual kita bisa memberikan harga yang bagus untuk mereka, agar saat mereka menjual kembali, mendapat keuntungan yang lumayan.
 

Profit

Dropshipper: Biasanya keuntungan dari dropshipper cenderung lebih sedikit karena memang untuk menjadi dropshipper betul-betul tanpa modal. Jadi usaha yang dikeluarkan sedikit, yang didapatkan juga tidak sebanyak model yang harus "ngemodal" lebih dulu.
Reseller: Meskipun harus mengeluarkan modal di awal, namun keuntungan sebagai reseller biasanya sangat menarik. Maka jika bisnis kita berencana untuk mencari reseller, pastikan kita menyusun skema harga berjenjang yang menarik.
 

Timing dan Jalur Pengiriman

Dropshipper: Ketika ada pelanggan yang melakukan order ke dropshipper, para dropshipper akan menghubungi supplier/pemilik barang/brand. Kemudian pemilik barang/brand akan mengirimkan langsung ke customer dan dropshipper akan mendapatkan komisi atau bagi hasilnya.
Reseller: Perbedaan keduanya begitu mencolok di sini. Jika kita seorang reseller, kita sudah memegang barang yang ingin kita jual langsung kepada pelanggan. Kita mengetahui berapa jumlah stok yang tersedia, dan kapan waktu yang dapat kita tentukan untuk mengirim barang. Sehingga seorang reseller melakukan pengelolaan stok dan pengiriman barang secara mandiri langsung ke customer.
 

Itu dia beberapa perbedaan dari dropship dan reseller. Jika kita berencana akan membuka sales channel baru, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan. Sistem dropship memerlukan pengelolaan sistem yang lebih banyak, seperti mengelola pengiriman untuk mereka.

 

Di sisi lain mengelola reseller cenderung lebih mudah secara sistem, karena reseller membeli putus ke kita. Namun dalam hal mencari / akuisisi, tentu akan lebih challenging mencari mereka yang memiliki modal.

 

Namun salah satu faktornya juga adalah keterkenalan brand kita dan kepercayaan para calon reseller dan dropshipper terhadap brand kita. Semakin terkenal dan dipercaya, akan lebih mudah dalam mencari dropshipper maupun reseller.

 

Nah, jangan lupa untuk menilai kemampuan organisasi kita dan mempelajarinya dengan lebih detil sebelum memutuskan sistem mana yang akan kita bangun.

 

Salah satu caranya adalah dengan mengikuti E-Course di Foodizz dengan tema KELAS CUAN LEWAT STRATEGI RESELLER yang dibawakan oleh Hermas Puspito, seorang praktisi Online Marketing yang sudah mempraktekannya sendiri, mencari dan mengelola lebih dari 4.000 Reseller Online. 

 

Semoga Bermanfaat.

Foodizz
1st F&B EduTech in Indonesia
Belajar Bisnis Kuliner ..... Yah di Foodizz.

www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com
Join Telegram Group di t.me/foodizzid

 

*Buat temen-temen yang mau copas artikel silahkan ajah ga perlu minta izin asal mencantumkan sumber artikelnya, yaitu www.foodizz.id/blog. Yuk hargai karya dan usaha orang lain dalam membuat konten.

Dapatkan Full Access E-Course disini
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru