Buka Cabang di Luar Kota, Perhatikan 8 Hal Penting Ini
Oleh: Admin Foodizz
Diunggah 20 Januari 2025
Sebagai pebisnis kuliner yang memiliki kemampuan untuk membangun bisnis, serta produk kita dikenal enak, kadang akan banyak muncul "tawaran", "kesempatan", "peluang" untuk membuka cabang di luar kota di mana brand kita sukses saat ini. Misalnya, kita sukses di Bogor, kemudian datanglah calon "investor"/ partner yang ingin membuka cabang kita di kota Bekasi, Semarang, atau Palembang, baik itu dalam bentuk investor kemitraan / Business Opportunity, atau bisa juga dalam bentuk investor outlet / autopilot di mana tanggung jawab operasional tetap ada di pemilik brand (kita).
Pertanyaannya: Ambil ga? hmmm, kalau tidak ambil, tentu kita punya pemikiran bahwa sayang sekali kesempatan seperti dilewatkan, bisa jadi ke depannya tidak datang lagi nih hehe. Nah untuk membantu Sahabat Kuliner semua untuk mengambil keputusan jika hal-hal seperti ini datang, yuk kita bahas 8 Catatan Wajib yang harus diperhatikan sebelum membuka cabang di luar kota / area operasi yang selama ini membuat kita sukses.
Dalam bahasan kali ini, Foodizz akan berfokus pada model bisnis yang autopilot atau investor outlet yah, artinya tawaran buka outlet ini mensyaratkan operasional outlet di kelola oleh pemilik brand (anda), bukan model kemitraan / franchisee yang lepas operasional (operasional di kelola oleh mitra investor). Are you ready?
1. Apakah kenal dengan investornya?
Kenal ga dengan investornya?
Profil investornya seperti apa, businessman? profesional?
Bagaimana pemahaman investor terhadap resiko?
Tanyakan ke investor, kalau bisnisnya rugi bagaimana?
Jika investor meminta balik modal "wajib", nah ini lewatkan saja
Apakah investor menggunakan "uang dingin" atau "uang panas"
Ingat, jangan hanya fokus "uangnya" tapi fokus profil investornya
2. Potensi lokal sudah habis?
Kenapa mau buka di luar kota buru-buru?
Memang sudah tidak ada potensi berkembang di lokal?
Jikapun memang sudah penuh marketnya, kenapa tidak buat brand baru?
Brand baru tapi di area (lokal) yang sama dengan brand sekarang
Operasionalnya akan lebih mudah, marketnya kita paham
Potensi menjadi brand besar, juga cukup besar.
Kenapa harus buka luar kota? operasional ribet, pesaing baru, dll
3. Apakah sesuai planning?
Apakah buka cabang di luar kota sesuai planning?
Atau memang tidak punya planning 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun ke depan?
Karena itu tawaran buka cabang jadi "seolah-olah" peluang bagus?
Coba buat dulu planning 1-3 tahun ke depan
Jangan-jangan tidak perlu buat outlet di luar kota
Jangan-jangan masih besar pasar lokal yang belum tergarap
Jangan-jangan operasional kita juga belum ready untuk ekpansi antar kota
4. Sudah ada Business Projection nya?
Sebelum memutuskan buka di luar kota, apakah kita memiliki proyeksi bisnis di kota tersebut?
Apakah sudah buat hitungan mendetail terkait Capex, Omset, Profitability?
Apakah sudah membuat scenario Baseline, Optimis, Pesimis, dan Tutup?
Apakah sudah didiskusikan dan disepakati dengan investor?
Atas dasar apa proyeksi bisnis dibuat? Feeling? Market Study?
Apakah ada potensi pengembangan lainnya yang memperkuat proyeksi?
Misalnya potensi penambahan cabang baru di kota baru ini.
5. Siapa yang jadi Leader / Anda nya?
Kita sukses di lokal itu karena ada "kita" nya
Kita sebagai "owner" sebagai "leader" yang konsentrasi penuh
Setiap hari kita keliling outlet, memantau outlet
Setiap problem kita bisa selesaikan dengan cepat
Semua ini terjadi karena kita tinggal di area yang sama dgn bisnis kita
Nah sekarang mau buka di luar kota kan?
Siapa yang akan jadi "anda" nya? Leadernya? Sense of Ownernya?
Sudah punya Leader/ Partner yang kuat?
Yakin hanya mempercayakan bisnis dengan "karyawan?"
Apakah bisa mengontrol setiap hari seperti cabang di lokal?
6. Siap dengan Tantangan Operasional dan SCM?
Sudah punya pengalaman operasional dan SCM di luar kota?
Apa pake feeling dan ngegampangin saja nih, yang penting ada peluang sikat
Contoh, karyawan ada 30 orang, eh ternyata 15 resign mendadak
Bagaimana tuh akan di handlingnya kalau terjadi?
Eh kiriman bahan baku untuk jualan terjebak macet, bagaimana handlingnya?
Bagaimana kalau ada karyawan yang fraud, gimana cek nya?
Uang setoran tidak di masukan ke bank di hari yang sama, gimana?
Inventory dan COGS membengkak, gimana handlingnya?
Sudah ada semua SOP / SOC detail terkait operasional?
Apakah sudah memiliki sistem training yang comprehensive?
7. Kemampuan Berkompetisi dengan Brand Lokal
Apakah sudah di list & dipelajari competitor lokal?
Apa kekuatan dan kelemahan mereka?
Jika mereka membuat bisnis yang sama, apa yang jadi nilai lebih kita?
Setiap daerah selalu punya jagoan lokal yang punya sumber daya
Sumber daya uang, orang, pemahaman market dan fleksibilitas
Ingat kita akan berhadapan dengan "Andanya" di versi lokal
Pesaing yang sudah ngerti harus ngapain dan sudah sustain
Jadi Anda harus betul-betul memiliki "kekuatan" untuk bersaing
Banyak brand nasional dan internasional kesulitan bersaing dengan lokal
Perhatikan dengan baik hal ini.
8. Pemahaman Karakter Konsumen Lokal yang Baru?
Pemahaman karakter dan prilaku konsumen adalah kunci penting
Banyak bisnis gagal karena gagal memahami konsumennya
Sehingga kita tidak bisa memberikan "solusi" atau “produk” yang tepat
Sejauh apa Anda memahami konsumen lokal di lokasl yang baru?
Anda bisa sukses bahkan sangat sukses sekali di daerah saat ini
Karena Anda adalah orang "lokal" nya jadi paham market lokalnya
Tapi ini beda cerita ketika Anda berada di daerah baru
Belum tentu produk Anda bisa diterima oleh konsumen lokal
Bisa jadi Anda harus melakukan penyesuaian produk
Agar produk kita bisa lebih mengadaptasi selera lokal.
Gimana? apakah sudah bisa menjawab ke 8 pertanyaan di atas secara detail planning dan penuh keyakinan? Kalau belum, artinya ANDA BELUM SIAP, jadi boleh ga nih? Konteksnya bukan boleh ga boleh, tapi BELUM SIAP udah itu saja poin nya. Tapi kalau memang sudah punya detail planning dan yakin, yah silahkan hajar dengan segala peluang dan resikonya,
Disebut peluang itu kalau sudah siap dan sesuai planning, bukan karena "kebetulan" ada "peluang" karena, misalnya ditawarin investor atau ada investor yang tiba-tiba ingin punya bisnis outlet kita di kota mereka.
Kesempatan itu selalu akan kembali datang sejauh kita mempertahankan kualitas, layanan, dan terus konsisten membangun brand, tidak usah khawatir yang sekarang akan berlalu.
Hati-hati, alih-alih peluang malah jadi resiko Bukanya jadi Cuan, malah jadi Petaka.
Semoga tulisan kali ini bermanfaat Sahabat Kuliner semua, titip selalu doakan agar Foodizz Academy bisa terus berkarya dan berbagi untuk kemajuan industry kuliner di Indonesia.
Note. Buat Sahabat Kuliner yang membutuhkan Mentoring terkait dengan investorsilahkan klik link ini. Sahabat Kuliner juga akan mendapatkan Bonus Dokumen Shareholder Agreement dan juga Template Business Projection 5 Tahun.
Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulangdengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel
Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By
{{ comment.username }}
{{ comment.body }}
Dikomomentari pada {{ comment.formatted_published_at }}