Social Media

Bagikan Artikel ini ke KOL Officer Bisnismu Biar Budget Marketing Gak Boncos! (Part 1)

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 07 Agustus 2025
Sumber Gambar: Canva.com

 

Ngepromosiin bisnis kuliner lewat KOL (Key Opinion Leaders / Influencer) sekarang pasti jadi semacam “mandatory” alias kewajiban. Kita semua udah tau kalau peran mereka di media sosial itu besar sekali, karena ya mereka lah yah menjadi kiblat bagi para konsumen untuk mencari tahu restoran baru, atau restoran rekomendasi.
 

Sehingga nggak heran, “membangun karir jadi "influencer” juga makin diminati. Kamu tau nggak kalau di Indonesia sendiri udah ada LEBIH DARI 1 JUTA influencer? Kalo dibagi berdasarkan klasemen followers, ini dia breakdownnya kalo berdasarkan insights dari INSG.CO*:

  • Nano-influencers (1.000 - 10.000 followers): ± 980.000 orang
  • Micro-influencers (10.000–100.000 followers): ± 130.000 orang 
  • Macro-influencers (100.000–1.000.000 followers): ± 14.500 orang
  • Mega-influencers (> 1.000.000 followers): ± 1.000 orang 

*Sumber selengkapnya klik di sini

 

Dan no surprise! Nano-influencers (ke depannya kita sebut sebagai “Nano KOL” yah!) mendominasi pasar influencers di Indonesia. Hal ini berarti apa? Berarti banyak uprising influencers alias mereka yang kesannya masih sedikit followers, tapi sebenernya punya pengaruh (hence, the concept, “influencing.”). 

Jangan kaget juga kalau sekarang kalian udah nemu Nano KOL yang bikin kamu mikir, “Buset, followersnya sedikit tapi kok ratecardnya selangit, ya?” Sebagai gambaran nih, rata-rata di Bandung Nano KOL itu udah punya ratecard Rp300,000-Rp600,000 per post! 

LEBIH challengingnya lagi, kalau KOL Officer kamu orangnya NGULIK (di-capslock nih ya karena belum tentu kamu punya KOL Officer yang rajin ngulik alias bener-bener mempelajari KOL yang mau mereka endorse), mereka bakal nemuin fakta bahwa nyari Nano KOL yang KONSISTEN punya views dan engagement konten yang konsisten itu gak gampang! Maksudnya gimana sih? Liat ilustrasi di bawah ini:

 

Skenario 1: KOL Officer kamu kebetulan liat Nano KOL ini karena postingan 1. Pas dikasih rate card Rp600,000, mereka langsung order.

Skenario 2: KOL Officer kamu ngulik Nano KOL ini dulu, tapi karena notice Nano KOL ini belum punya konsistensi, mereka akhirnya cari-cari opsi KOL lain dulu. 

 

Kalo budget kamu 6 miliar cuma untuk KOL Marketing per bulan sih, mungkin Rp. 600,000 ini gak signifikan (Only a friction! 1% pun ga nyampe). Tapi bayangin kalo kamu cuma punya budget Rp. 1,200,000 yang artinya kamu bakal cuma punya jatah endorse 2 KOL (jika masing-masing harganya Rp. 600,000). Bakal SUPER HATI-HATI gak ketika nyari KOL? Iya lagi iya lagi iya lagi! (Notes: “Iya lagi iya lagi iya lagi” merupakan sebuah trend TikTok).

BTW, itu ilustrasi di atas baru pakai Nano KOL yang rate cardnya affordable loh ya. Klasemen di atasnya (mikro, makro apalagi mega) BISA DIJAMIN punya harga yang lebih MUWAHAAL REK. Makin stress lagi kalo KOL Officermu gak tau bagaimana mengelola kegiatan iklanmu lewat KOL apabila kalian udah di skala dealing dengan KOL sekelas itu.

Nah, jadi gimana sih biar KOL Officer-mu gak bikin kantongmu boncos dalam kegiatan periklanan melalui KOL? Kita pandu dikit-dikit yah, pastiin KOL Officer-mu baca artikel ini sampai habis dan adaptasi tools kerja sederhananya!

 

1. Miliki Database KOL sebanyak-banyaknya!

Kayak kalo kamu lagi di pasar tradisional, mau milih belanja di 1 tukang atau 1 tukang lainnya tidak lain tidak bukan adalah dengan membandingkan beberapa faktor, bukan? Nah, kamu ga akan bisa “decide” itu KOL “kemahalan” atau enggak buatmu apabila kamu gak punya pembanding. 

Berarti, KOL Officer-mu harus secara rajin dan konsisten mengumpulkan sebanyak-banyaknya rate card dari para KOL. Saya personally kalo nemu KOL secara random pas lagi scrolling media sosial juga punya kebiasaan buat langsung ganti masuk akun brand, trus ngontek tuh KOL deh. 

Supaya KOL Officer-mu atau kamu sendiri bisa secara praktis menghubungi KOL, kalian pakai fitur SAVED REPLY di settingan DM Instagram. Jadi tiap nemu, cukup ketik trigger Saved Reply-nya dan kirim deh. Gak perlu capek-capek ngetik!

 

“Halo Kak! Perkenalkan aku dari [nama brandmu]. 

Kita tertarik nih buat kerja sama endorsement dengan Kakak.

Mohon berkenan buat share rate card Kakak ya, makasih <3” 


Setelah KOL itu reply dengan rate cardnya, jangan lupa ucapin makasih dan infoin kalau kamu bakal pelajari dulu penawarannya. Abis itu, KOL Officer-mu tinggal input di tools yang Foodizz biasa namakan KOL Database Tracker. Ini kita kasih yaa contekan tools versi sederhananya:

Dengan memiliki database KOL yang mumpuni (mumpuni: jumlah databasenya banyak) KOL Officer-mu atau kamu sendiri dapat membuat keputusan dengan lebih bijaksana. Kalian ragu dengan memutuskan rate card nya mahal atau ok? Tinggal bandingin sama KOL lain dengan jumlah followers yang serupa!
Catatan: Tentunya ada juga hal-hal lain yang perlu jadi pertimbangan selain membandingkan harga berdasarkan jumlah followers serupa. But you can start from here! (daripada enggak punya pembanding sama sekali ya kan!)

 

2. Utamakan Niche Konten KOL yang cocok dengan bisnismu

Faktanya, gak semua KOL itu “jago” atau “cocok” mereview produk kategori tertentu! Ada yang biasanya lebih perform kalo ngonten makanan pedes, ada yang views-nya meroket kalo ngontenin tempat aestetik dengan dekorasi yang lucu… dan lain-lain. Mereka (KOL) banyak yang punya ciri khas, dan enggak sedikit juga yang punya tipe audience yang lumayan segmented. Hal ini berarti, kamu perlu pinter-pinter memperhatikan konten KOL untuk mendeteksi tipe bisnis kuliner seperti apa yang bakal “cocok” dengan ragam konten mereka.

 

Saya personally sih jarang ya menemukan KOL yang “menolak” endorse-an meskipun bisnis F&B yang menghubungi mereka itu punya niche yang ga terlalu masuk. Misal, KOL X merupakan coffeegrammer (biasa kontennya adalah perihal kedai kopi), tapi mereka juga mau-mau aja tuh biasanya ngontenin restoran yang bahasan utama produknya adalah makanan berat. In a way, KOL juga akan berusaha bikin konten yang “natural” meskipun produk tersebut di luar kebiasaan mereka (biasanya kopi, sekarang ngepromosiin makanan). Tapi perhatiin deh, ya biasanya performa kontennya bakal biasa aja, kalau nggak ya… kurang OK. 
Lagi-lagi ya, kalau kamu masih punya limit budget sehingga harus bijaksana dalam memilih KOL, lebih baik utamakan KOL yang memang punya niche yang sesuai. Karena artinya, audience mereka besar kemungkinan merupakan calon konsumen yang super potensial untuk bisnismu!

 

3. Pastikan KOL menerima brief / guideline dari bisnismu 

Nah.. setelah KOL Officer mempraktekkan langkah Nomor 1 dan 2 lalu memilih KOL yang tepat, perjalanannya… berlanjut! Hayo, kalian kalo ngendorse KOL udah pakai Brief/ Guideline, belum? 

Brief / Guideline KOL itu adalah panduan resmi dari bisnismu yang menjadi arahan KOL dalam kontennya. Tujuan dibuat panduan ini biar pesan yang kamu INGIN mereka (KOL) angkat mengenai brand-mu ya bener-bener ter-deliver di konten mereka. Umumnya dibuat dalam bentuk dokumen (pdf), panduan ini bukan untuk mengatur setiap detik konten mereka secara kaku yah, melainkan untuk memastikan PESAN PENTINGNYA sampai. 

Sebagai contoh, studi kasus dari salah satu foodpreneur Foodizz nih, Humble Baker. Di dalam guidelinenya, mereka menyebutkan bahwa pesan yang harus sampai adalah: (1) Bolu Pisang Raja Jakarta by humble baker menggunakan 100% pisang raja, (2) Bolu Pisang Raja Jakarta by humble baker tersedia dalam 7 varian (opsi slice dan loyang) serta (3) Bolul Pisang Raja Jakarta by humble baker cocok untuk dijadikan oleh-oleh. 

Dari semua KOL di Jakarta yang dar der dor itu, mereka memutuskan ngendorse di KOL @natreasuree karena meskipun (1) Followersnya masih hitungan lower-micro (12.000an), tapi (2) KOL ini punya rekam jejak konten yang performanya bagus-bagus untuk konten bertipe makanan dessert, serta (3) KOL ini story-tellingnya bagus ketika mendeskripsikan produk. 

Alhasil, kontennya perform banget (lebih dari 270.000 views dengan 3.160 shares!) dan denger-denger dari humble baker-nya langsung, impact-nya ke sales produk juga langsung kerasa!

 

Mau juga kan kalo aktivitas KOL Officer kamu dalam mengelola periklanan lewat KOL mendatangkan penjualan secara REAL ke bisnis kamu? Instruksiin KOL Officer kamu buat praktekkin 3 langkah tadi dulu deh! 

Ngumpulin database rate card KOL yang jadi langkah pertama aja bukan hal yang satu malem beres lho.. jadi eksekusi dulu dengan konsisten ya sambil lengkapi perencanaan marketing kamu secara keseluruhan, karena beriklan lewat KOL itu cuma salah satu dari sekian banyak aktivitas marketing yang perlu kamu kelola untuk menyukseskan bisnis kulinermu. Semangat!

 

Semoga tulisan kali ini bermanfaat, titip selalu doakan Foodizz Academy untuk bisa berkembang dan berkontribusi pagi dunia bisnis kuliner di Indonesia dan bisnis kuliner temen-temen semua tentunya (CA)

 

Tanya detail klik disini: CS Foodizz: +62-811-2009-7974

 

Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru