Mindset

Back Office Cost Bisnis Kuliner, Jadi Beban Profit?

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 03 Juni 2025
Sumber Gambar: Canva.com

 

Salah satu yang kemungkinan akan kita hadapi ketika mengembangkan bisnis kuliner adalah munculnya biaya back office cost, hal ini bisa terjadi sejak awal kita menjalankan bisnis tapi bisa juga terjadi ketika kita mulai mengembangkan bisnis kita, tergantung seberapa besar, kompleks dan toleransi ketika bisnis dijalankan di awal.

Contoh kadang di awal bisnis, owner terjun langsung, tidak ambil gaji, kantor juga sekalian di outlet, banyak pekerjaan di rangkap-rangkap sendiri (CEO, Chief Everything Officer) dan baru ambil uang dari sisa hasil usaha (profit) yang ada. Nah kalau modelnya seperti ini tentu back office cost belum mejadi beban bisnis dalam laporan keuangan. Apakah ini normal? Yah normal-normal ajah, apakah bagus, yah bagus-bagus ajah kalau bisnis baru mulai dan masih kecil. Tapi kalau udah gede tentu ajah sulit untuk menghidari back office cost ini.

Dibahasan kali ini coba kita gali lebih dalam tentang back office cost dalam bisnis kuliner agar bisa menjadi insight buat Sahabat Kuliner yang sedang menjalankan dan membangun bisnis kulinernya. Yukkkk Gasss.

 

A. Apa itu Back Office Cost

Back office cost itu biaya operasional (OPEX) yang muncul dari aktivitas bisnis yang kita lakukan dalam menjalankan bisnis kuliner. Biaya yang dimaksud biasanya terdiri dari gaji manajemen (direksi dan karyawan), biaya office (sewa, listrik, air, dll), gudang pusat, dan biaya lain nya yang tidak dibebankan ke dalam biaya outlet.

Nah biasanya BO (Back Office) cost muncul ini di bisnis kuliner yang memang punya rencana untuk melakukan scale (vertikal maupun horizontal) di mana kita memang merasa perlu untuk membangun organisasi yang lebih profesional, fokus, serta bisa mendukung pertumbuhan bisnis. Jadi klo masih 1 outlet, baru mulai juga yah harusnya sih ga perlu namanya back office cost, contoh misalnya kantor yah di outlet ajah sekalian, tim juga rangkap-rangkap sendiri lah sama owner biar profit makin gede.

Tapi jika kita ingin perusahaan makin besar, cabang makin banyak, perlu karyawan yang profesional maka biasanya back office cost ini tidak akan terhindarkan untuk ada, dan memang harusnya ada. Contoh misalnya kita harus sudah mulai punya HRD, Finance, Marketing khusus, punya kantor terpisah, dll.

 

B. Mengapa Back Office Cost Penting

Back office cost sangat penting untuk dianggarkan karena memang penting untuk mencapai tujuan perusahaan agar bisa tumbuh dan berkembang ke depannya, apalagi misalnya kita punya target waktu yang cukup cepat. Makin besar perusahaan makin penting untuk kita kelola secara profesional, nah di sinilah pasti muncul beban back office cost.

Sebagai contoh, karena pertumbuhan perusahaan yang cepat maka kita mulai memikirkan untuk rekrut profesional yang bagus untuk membantu kita di banyak aspek, seperti: keuangan, marketing, business development, supply chain management, dll. Nah, semua profesional yang di rekrut ini khan harus di gaji, mereka butuh kantor untuk kerja, butuh fasilitas (transport, dll), semua ini tentu akan menjadi beban/cost yang akan timbul, namun tentu kita berharap dengan adanya profesional maka perusahaan bisa tumbuh sesuai target yang kita buat.

Back office cost juga dibalik bahasanya yang "kurang enak" yaitu COST sebetulnya bisa menjadi KEUNGGULAN PENTING/COMPETITIVE ADVANTAGE bagi perusahaan kita untuk bisa bersaing dan unggul di market karena kita memiliki SDM yang kuat untuk membantu perusahaan, selain itu secara VALUE / NILAI perusahaan juga sangat penting di mata investor jika kita ingin bisnis kita di invest ke depannya karena investor akan melihat kesiapan organisasi dan manajemen kita untuk bisa tumbuh sesuai target, istilahnya mereka akan cukup concern dengan WHO'S BEHIND THE GUN.

 

C. Tantangan & Masalah Back Office Cost

Nah yang jadi masalah utama dengan back office cost ini adalah kadang sebagai pebisnis kuliner yang tumbuh dari NOL dari UMKM kadang kita belum betul-betul paham bagaimana mengelola back office cost ini dengan baik dan bagaimana strateginya sehingga nantinya back office cost ini bisa jadi COMPETITIVE ADVANTAGE bagi kita bukan malah jadi BACK FIRE yang membuat bisnis kita malah jadi jelek, baik itu dalam konteks KINERJA KEUANGAN ataupun KINERJA bisnis secara menyeluruh.

Dalam banyak mentoring dan konsultasi serta dikombinasikan pengalaman lapangan langsung, back office cost ini salah satu ilmu yang sangat penting untuk dipahami dan dipelajari oleh pebisnis kuliner, jangan pernah coba-coba

 

D. Berapa % Sebaiknya Back Office Cost

Nah menjawab hal ini, % back office cost itu sangat tergantung dengan planning ke depan perusahaan. Jika kita punya plan tumbuh agresif bisa jadi back office cost saat ini akan cukup tinggi bahkan di atas 10% karena kembali lagi untuk tumbuh cepat kita butuh TEAM yang capable yang artinya tentu saja salary nya ga murah, belum lagi fasilitas lainnya, seperti office, dll, tapi seiring bertambahkan cabang back office cost ini akan turun bertahap sampai mencapai angka idealnya, di mana tim yang sama dapat mengelola pertumbuhan dengan target xx misalnya. Berapa %, bisa antara 3-5% dari total revenue perusahaan.

Tapi kita sangat harus hati-hati dengan Fast Growing Plan dengan back office cost yang besar, bukan berarti harus maksimal terkait dengan biaya TEAM. Tetap perhatikan prioritas, jaga peningkatan back office cost berkala dan ketat biar pun kita tau back office cost ini juga investasi penting untuk bisa tumbuh cepat dan tepat.

Foodizz tidak menyarankan untuk pengusaha kuliner melakukan eksekusi hal ini tanpa bimbingan dari yang berpengalaman karena jika salah langkah, back office cost ini akan jadi beban besar bagi perusahaan, profit bisa habis, tumbuh tidak sesuai target dan akhirnya malah membuat perusahaan bisa dalam kesulitan seperti punya hutang, harus menjual saham untuk tambahan modal kerja atau bayar utang dan lain sebagainya.

 

E. Solusi Mengelola Back Office Cost

Kunci penting mengelola back office cost adalah perencanaan pertumbuhan, cash flow planning (from operation, investment, atau lainnya), serta kesiapan perusahaan secara menyeluruh untuk bisa tumbuh sesuai target (marketing, operasional, SDM, supply chain management, dll), jadi memang cukup kompleks sehingga poin pentingnya jangan "ngegampangin", jangan melakukan eksekusi tanpaiIlmu dan bimbingan, this is TOTALLY DIFFERENT GAME yang kamu belum pernah ada di dalamnya. Cari mentor, konsultan, atau pebisnis kuliner lain di mana kamu bisa belajar dan bertanya serta menyusun planning yang tepat.


Semoga bahasan kali ini bermanfaat buat Sahabat kuliner semua, silahkan dibagikan kembali artikel ini ke berbagai komunitas, sahabat, dan pebisnis kuliner lainnya agar bisa sama-sama mendapatkan manfaat. Doa in Foodizz Academy bisa terus berkembang bisnis nya dan selalu menjadi manfaat bagi banyak Sahabat Kuliner.

 

Buat Sahabat Kuliner yang membutuh Mentoring dan Konsultasi terkait Back Office Cost Strategy, silahkan hubungi tim Foodizz Aacademy di link ini: CS Foodizz: +62-811-2009-7974


Foodizz Academy
www.foodizz.id

 

Tanya detail klik disini: CS Foodizz: +62-811-2009-7974


 Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru