Mindset

Amati Tiru Plek Plek (ATP), Lagi Rame dan Viral Nih

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 30 Juni 2023
Sumber Gambar: Canva.com

 

Lagi rame di social media salah satu owner pemilik bisnis mie kari yang sedang viral dan sudah ada beberapa cabang "curhat" jika konsep bisnisnya ditiru plek plek (persis sama) di kota yang berbeda. Mulai dari konsep store, menu, detail store, dll nya. Nih saya lagi kebayang gimana ceritanya klo nanti konsep yang sama juga buka di kota dan lokasi yang berdedekatan, lebih besar, lebih agressive dan setengah harga. "Anyway, out of topic, Foodizz udah cobain nih produknya dan memang enak serta keren konsep tempatnya".

Ok, pro dan kontra pastinya soal tiru meniru ini di Indonesia, coba lihat ajah sambal gami yang sekarang dikenal juga dengan sambal bakar, konsep yang mungkin pertama kali merupakan masakan khas Bontang Kalimantan, dan kemudian muncul di beberapa daerah seperti di Malang, baru kemudian meledak memunculkan brand baru yang viral seperti sekarang ini, bukannya ini sama ajah niru juga? Persis sama sambelnya di bakar, menunya itu itu semua, konsepnya juga mirip-mirip. Belom lagi bisnis kopi, roti, ayam goreng tepung, dan berbagai bisnis lainnya yang rasanya sih yah mirip-miriplah kebanyakan.

Kecuali konsep, design outlet, layout, ambience, menu bisa di HKI (lagi kita cek ini), rasanya sebagai business owner kita lupakan saja klo ide dan inovasi kita tidak boleh atau tidak bisa ditiru sama persis sama orang / pihak lain, apalagi klo bisnisnya rame dan viral, tinggal tunggu waktu akan ada yang muncul SAMA PERSIS, SAMA dengan MODIFIKASI atau SAMA tapi lebih INOVATIF. Klo mau ambil sisi positifnya yah berarti ide kita tersebut memang BRILIANT, ter VALIDASI, dan menjadi INSPIRASI bagi pebisnis lain, keren khan,  ya inilah PERSAINGAN, jangan berharap pesaing kita punya tata krama, menghargai karya atau mikirin perasaan kita.

Di sisi lain sebetulnya bagus juga jika banyak yang tiru apalagi seperti contoh mie kari, kategori produknya bisa jadi meledak, banyak yang FOMO, akhirnya market teredukasi, yang pada akhirnya membuat MARKET SIZE nya jadi besar, biar pun memang bahayanya ketika terjadi OVER SUPPLY dan habitnya belum terbentuk, maka marketnya masih akan jadi tanda tanya, apakah akan sustain atau tidak

Ok balik lagi bisnis kita banyak yang contek, katakanlah SAMA PERSIS, PLEK PLEK, lantas gimana dong, pasrah ajah? Yah tentu enggak lah, apalagi misalnya konsep kita ini direspon positif oleh konsumen, ter validasi, dan menghasilkan bisnis yang potensial, tentu ajahkita harus do something karena cepat atau lambat jika bukan kita sendiri yang men distrub diri kita maka orang lain yang akan melakukannya. So what's next?

 

1. FOCUS on CUSTOMER

  • Apakah konsumen kita puas dengan brand kita saat ini?
  • Berapa persentase jumlah konsumen yang kembali dalam 1 bulan?
  • Apakah mereka merekomendasikan brand kita?
  • Apakah karyawan kita punya engagement dengan konsumen?
  • Atau mereka hanya sebatas karyawan dengan SOP yang kaku?
  • Apakah kita pernah mengukur tingkat kepuasan mereka?
  • Hati-hati terlalu fokus ke pesaing atau peniru 
  • Jangan sampai kita lupa, yang perlu kita kelola itu pelanggan
  • Klo mereka puas & senang, mereka akan kembali, beli lagi, dan rekomendasi
     


2. KEEP on INNOVATION

  • Terus lakukan inovasi, pesaing mungkin blom deket, masih beda kota
  • Tapi bisa jadi planningnya segera masuk ke Jakarta, Tanggerang, atau masuk ke kota kita.
  • Kemudian siapa yang tau ada pesaing yang belum launching
  • Pesaing yang lebih ganas, aggressive, dan punya duit banyak lagi bersiap-siap
  • Pikirkan hal ini akan terjadi dalam waktu dekat, gimana dong
  • Fokus lakukan inovasi dengan cepat untuk mengantisipasi persaingan
  • Bisa dari sisi produk, customer experience, proses, operation, dll

 

3. CONTINUES IMPROVEMENT

  • Lihat kembali ke dalam internal kita apa yang perlu di perbaiki
  • Apa yang perlu untuk di upgrage di proses bisnis kita
  • Apa yang bisa membuat profitability meningkat, cost menurun
  • Bagaimana layanan bisa lebih cepat kepada konsumen
  • Apa kekuatan pesaing / peniru yang bisa kita pelajari
  • Bagaimana supply chain bisa disiapkan jika akan melakukan scale
  • Bagaimana organisasi bisnis kita siap untuk jadi bisnis besar
  • Banyak sekali fokus internal yang perlu kita siapkan

 

4. GO SCALE or BE AUTENTIC

  • Salah satu cara menghadapi persaingan adalah TUMBUHLAH dengan cepat
  • Yes, memang perlu FUNDAMENTAL untuk bisa tumbuh dengan baik
  • Mulai dari marketing, SCM, PEOPLE, operation, finance, legal, dll
  • Tapi justru TUMBUH dan Fundamental kuat inilah yang jadi daya saing
  • Daya saing yang akan sangat sulit ditiru oleh pesaing kita
  • ATAU yah jadilah autentic, legend, the only one
  • Artinya jangan tumbuh aggressive secara horizontal, tapi vertikal
  • Tapi hal ini basically cukup berisko untuk kategori  viral product
  • Karena habit dan size market belum terbentuk, masih butuh waktu

 

5. BRAND BUILDING

  • Kasih alasan "REASON to BUY" yang kuat mengapa harus pilih BRAND KITA
  • Bangun BRAND sehingga konsumen akan lebih memilih dan LOYAL dengan kita
  • Mengapa saya harus datang ke brand XX?
  • Apakah hanya karena produk enak? atau konsep keren? atau karena apa?
  • Apakah REASON to BUY (brand positioning) ini cukup kuat?
  • Cukup kuat untuk membuat konsumen KEMBALI MEMBELI & REKOMENDASI?
  • Bahkan cukup kuat malah untuk jadi ADVOKAT yang membela brand kita
  • Nah ini tugas besar buat brand baru.

 

6. BE AWARE & KEEP UPDATE

  • Perhatikan perkembangan kompetisi dekat maupun jauh
  • Pantau kompetitor yang sudah muncul, pelajari kekuatannya apa
  • Pelajari social media dan berbagai kegiatan brandingnya
  • Pelajari kemampuannya untuk melakukan scale dan kekuatan tim nya
  • Penting sekali semua ini untuk jadi INSIGHT bagi brand kita
  • Basically gali insight bukan hanya dari DIRECT COMPETITOR
  • Tapi juga dari kategori produk lain yang mungkin saja juga bisa viral
  • Menciptakan FOMO baru yang membuat SWING CUSTOMER ini beralih
  • Siapkan tim untuk hal ini agar kita keep update

 

Nah Sahabat Foodizz, semoga 6 poin di atas bisa jadi inspirasi bagaimana kita menghadapi kompetisi yang memang "kejam" dan kadang tanpa "etika" dalam menjalankan bisnis kuliner kita, sejauh legal, tidak melanggar hukum, rasanya lebih baik kita fokus berinovasi dan membangun brand kita untuk selalu ada di hati konsumen kita.

Semoga bahasan kali ini bermanfaat untuk Sahabat Foodizz semua yang bergelut di bisnis kuliner, selalu doain kita juga yah untuk bisa terus konsisten berbagai melalui tulisan agar industri kuliner Indonesia makin maju dan banyak brand lokal yang menjadi besar dan kuat.

 

Foodizz Academy
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Tanya detail klik disini: foodizz.id/csfoodizz


Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
     
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru