Organisasi

9 Cara Mengurangi Turnover & Mempertahankan Loyalitas Karyawan yang Berkualitas

  • Oleh: Admin Foodizz
  • Diunggah 29 April 2024
Sumber Gambar: Canva.com

 

"Bang, gimana yah biar karyawan kita loyal, udah capek-capek mendidik, dikasih training dan benefit lainnya eh udah bagus malah pindah ke pesaing, kalau gitu ngapain juga capek-capek ngurusin".

"Bang, gimana yah biar karyawan loyal ke brand tapi bukan sekedar karena gaji lebih besar & benefit lebih besar? Kalau cuma urusan ini repot juga yah kita yang UMKM ini bersaing, karena setiap karyawan bagus pasti pindah ke brand terkenal ujungnya?"

Sebagai pelaku dan praktisi bisnis kuliner, turn over dan loyalitas memang menjadi salah satu tantangan utama dalam mengelola bisnis kuliner, baik itu pada level UMKM, menengah, maupun sudah besar sekalipun. Apalagi bisnis kuliner itu adalah "people business serving" yang artinya "people" itu sangat penting dan memegang perasanan utama termasuklah karyawan di dalamnya.

So jadi bagaimana? Ok di kesempatan kali ini, Foodizz akan coba sharing beberapa tips / cara bagaimana kita bisa mengurangi turn over, serta mempertahankan loyalitas karyawan itu, sebagai catatan tentu tidak semua poin bisa diterapkan begitu ajah dan juga kombinasi dari setiap poin bisa jadi sangat dibutuhkan untuk dikolaborasikan. Yukk gasss.


1. Standar Gaji dan Benefit

Gaji dan benefit, seperti tunjangan, asuransi merupakan hal penting untuk mengatasi turnover dan mempertahankan karyawan untuk loyal, apalagi di level bawah, hal ini sudah jadi seperti basic needs bagi setiap karyawan, yang menjadi pertimbangan mendasar apakah akan lama bekerja di sebuah tempat atau  tidak. Yah tentu jika perusahaan kita bisa memberikan gaji bersaing atau bahkan lebih besar dan juga benefit yang menarik, kita bisa mengurangi turn over karyawan kita, apalagi misalnya karyawan juga merasa nyaman dengan lingkungn tempat mereka bekerja.

Kadang pemilik brand takut atau tidak mau memberikan gaji yang sesuai standar, karena pertimbangan biaya operasional menjadi tinggi dan keuntungan perusahaan menjadi lebih kecil, namun pemikiran ini tidak sepenuhnya betul, kita juga harus coba berpikir sebaliknya, bagaimana jika saya berikan gaji yang menarik, tapi penjualan dan service saya push untuk ditingkatkan, sehingga akhirnya konsumen makin banyak datang, membeli, dan ujung nya puas karena layanan yang diberikan sangat bagus.

 

2. Pengembangan Karir

Ada pengembangan dan peluang berkarir juga menjadi hal penting bagi karyawan untuk bisa loyal dengan perusahaan, khususnya karyawan yang memang berkualitas dan punya ambisi untuk bisa berkembang dan berkarir untuk bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik ke depannya.

Jika sejak awal karyawan di briefing dan di komunikasikan jika mereka berkinerja bagus, loyal dengan perusahaan, maka ke depan akan ada potensi mereka akan naik level menjadi manager, head, atau apapun itu. Bagaimana jika perusahaan kita masih kecil? Tetap saja jual mimpi tersebut, ceritakan bahwa jika kita berkembang punya 2, 3, 4, 5 cabang, dan seterusnya, mereka akan jadi bagian masa depan perusahaan kita. Karyawan kita perlu tau akan ke mana dan apa mimpi kita dengan bisnis ini.

 

3. Pengakuan dan Apresiasi

Adanya mekanisme dan skema apresiasi dan penghargaan merupakan salah satu bentuk strategi membuat karyawan berkualitas bisa loyal dengan perusahaan. Contoh, misalnya karyawan teladan setiap bulannya bisa mendapatkan bonus uang cash atau voucher belanja di minimarket, contoh lain misalnya karyawan yang sudah loyal lebih dari 3 tahun & selalu berprestasi, akan mendapatkan kesempatan pergi umroh bersama keluarga atau misalnya lagi karyawan dengan kriteria tertentu akan mendapatkan fasilitas anaknya untuk bisa bersekolah sampai jenjang SMA atau kuliah.

Apresiasi, pengakuan, dan penghargaan harus di komunikasikan dan di skema kan sejak awal, sehingga ini mendorong karyawan untuk memberikan kinerja terbaiknya sekaligus tentu loyal dengan perusahaan.

 

4. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan juga merupakan salah satu faktor penting untuk menjaga loyalitas karyawan dalam perusahaan. Contoh misalnya salah satu peserta Foodizz yang menerapkan spiritual company sebagai bagian dari budaya yang wajib diikuti oleh seluruh karyawannya, dan ternyata berdampak sangat besar terhadap turn over perusahaan yang sangat rendah, serta banyaknya karyawan yang cukup loyal dalam jangka waktu lama.

Tentu membangun budaya perusahaan bukan perkara mudah, butuh ilmu, komitmen, waktu, dan kosistensi untuk bisa terbentuk dengan baik dalam waktu yang cukup lama, namun jika budaya ini terbentuk hal ini bisa menjadi keunggulan bersaing yang sangat kuat, termasuk di dalamnya karyawan yang loyal dan turn over yang rendah.

 

5. Pemimpin yang Tepat

Pemimpin merupakan salah satu kunci penting dalam membangun tim dan menjaga loyalitas tim terbaik. Kita sebagai entrepreneur adalah pimpinan utamanya, namun kita juga harus mempu membentuk pemimpin-pemimpin lain di bawah kita, apalagi jika punya tujuan untuk membuat bisnis yang kita bangun ini berkembang menjadi besar.

Mana style kepemimpinan yang paling cocok dan tepat untuk bisnis kuliner? Tidak ada jawaban yang pasti sebetulnya, namun dari pengalaman dan banyak sharing pengusaha kuliner, karena tipe bisnis kuliner ini sangat detail dan sesuatu yang di konsumsi oleh banyak orang, maka salah satu syarat penting pemimpin di bisnis kuliner adalah soal ketegasan dan disiplin. Dua hal ini sangat-sangat penting dan akan lebih baik lagi jika dikombinasikan dengan style kempemimpinan tambahan yang sesuai dengan kita sebagai pemilik bisnis.


6. Benefit Tambahan (Dapat Makan, Fasilitas Kesehatan, Penginapan, dll)

Dari pengalaman dan sharing banyak pengusaha, benefit tambahan kadang bisa menjadi faktor penting membuat karyawan loyal, contoh misalnya kita memiliki 20 karyawan yang berasal dari satu daerah di mana karyawan ini diberikan fasilitas penginapan dan makan harian, serta waktu istirahat / libur setiap hari Senin. Tentu ini tidak bisa diimplementasikan dan cocok untuk semua bisnis kuliner, namun bisa menjadi pertimbangan untuk temen-temen yang bisnisnya tidak mau pusing dengan seringnya terjadi turn over karyawan karena memang domisili karyawannya penduduk di daerah lokal.

Permasalahan yang timbul biasanya hanya 1 tahun sekali, ketika Lebaran di mana karena satu tim dari satu daerah, jika mereka libur dan tidak kembali yah kita langsung kehilangan banyak orang, tapi ini problem setahun sekali, itupun jika kita tidak memberikan banyak benefit, daripada setiap minggu karyawan resign yang membuat kepala pusing karena banyak hal lain yang terdampak tentunya.

 

7. SOP Kerja yang Jelas

Kejelasan SOP cara kerja juga menjadi salah faktor penting khususnya karyawan yang berkualitas untuk bisa loyal. Banyak sekali bisnis kuliner di bangun tanpa kejelasan SOP kerja yang membuat karyawan menjadi bingung, kerja serabutan, apa saja di kerjakan bahkan kadang malah beberapa tidak ada kerjaan, kondisi seperti ini biasanya akan menyebabkan ketidak jelasan di karyawan, tidak produktif, dan akhirnya mereka akan pindah kerja ke tempat lain yang lebih jelas.

Jika ada karyawan yang bertahan di kondisi kerja yang tidak jelas SOP nya malah sebetulnya kita sebagai business owner perlu mempertanyakan hal ini, "mengapa ini karyawan pada loyal-loyal" apa karena nyaman, aman-aman ajah dan merasa santai? Sementara kitanya sebagai business ownernya pusing.

 

8. Brand di Kenal dan Berkembang

Brand terkenal juga bisa jadi salah satu faktor penting karyawan bisa loyal di dalam perusahaan, apalagi jika di kombinasikan dengan berbagai poin lain di no 1-8. Brand terkenal selain buat seorang karyawan ada "gengsinya", juga menjadi "hope" / harapan untuk bisa berkembang dan berkarir dalam persepsi karyawant tersebut.

Jadi ketika membangun bisnis kuliner, bangun brand yang kuat dan di kenal, karena ke depannya ini bisa menjadi faktor kunci karyawan bisa loyal dan bangga ketika berkerja. Coba saja bayangkan temen-temen memiliki coffeeshop dan kebetulan ada pesaing juga dengan besar yang sama, tapi pesaing ini konsisten membangun brand, melakukan kegiatan branding, di kenal banyak orang, kira-kira ketika kita merekrut karyawan (contoh: barista) apakah akan memilih brand tementemen? atau brand pesaing? Jangan-jangan nanti karyawan kita malah ikut pindah ke pesaing tersebut karena lebih terkenal.

 

9. Aktualitasi Diri

Terakhir salah satu faktor penting juga menjaga loyalitas karyawan yang berkualitas adalah masalah aktualisasi potensi dan pemikiran. Sebagai business owner yang mau menerima masukan dan ide inovasi dari karyawan misalnya, plus juga memberikan apresiasi, tentu karyawan yang bagus akan senang dan menjadi loyal dengan brand kita.

Nah sebagai business owner, kita perlu mewadahi dan juga membuka diri untuk hal-hal semacam ini apalagi memang karyawan biasanya justru menjadi sumber banyak inpirasi dan informasi yang sangat kita butuhkan di dalam bisnis kita.

 

Nah Sahabat Foodizz semua, 9 cara uuntuk mengurangi turn over dan mempertahankan loyalitas karyawan di atas semoga bisa menjadi inspirasi bagi temen-temen pebisnis kuliner untuk bisa dipraktekan dan diditerapkan, selain itu tentu perkaya juga dengan berbagai sumber informasi ilmu lainnya.

 

Semoga tulisan kali ini bermanfaat, titip selalu doa nya agar Foodizz Academy bisa terus berbagi dan berkembang serta memberikan banyak manfaat bagi industri kuliner di Indonesia.

Foodizz Academy
www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

 

Tanya detail klik disini: CS Foodizz: +62-811-2009-7974


Disclaimer:

  • Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulang dengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel 
  • Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By

Artikel Terkait

Artikel Terbaru