Menggunakan ASUMSI dalam mengambil keputusan dalam bisnis bukanlah sesuatu yang dianjurkan, karena hal ini seperti "berjudi". Sangat tidak direkomendasikan buat Sahabat Foodizz apalagi jika target market yang kita sasar itu berbeda sekali dengan kita secara demografi & psikografi, katakanlah berbeda dari sisi umur, misal umur kita 40 tahun, yg di sasar umur Gen Z, kemudian kita menggunakan ASUMSI klo mereka misalnya menyukai style design packaging yang kita buat, alasannya karena "kita suka".
Ini baru contoh dari sisi packaging, tentu banyak lagi keputusan bisnis yang sangat tidak dianjurkan menggunakan asumsi, seperti kreasi menu, apakah menu enak atau enggak, pemilihan nama brand atau nama menu, variasi harga jual, dll.
"Wah repot juga yah Foodizz kalo apa-apa harus dilakukan riset, jadi ribet banget, blom tentu juga bakal sukses". Iyes bener, sukses sih blom tentu, tapi KEMUNGKINAN GAGAL juga bisa saja jadi besar ketika kita menjalankan bisnis kuliner dengan semua detailnya pake ASUMSI, "konsumen maunya apa dan sukanya apa kok ditebak-tebak".
"Susah melakukan riset itu" Nah ini dia MINDSET yang SALAH soal riset, enggak susah kok, dan juga ga perlu dibikin susah, yang penting tepat dan menjawab kebutuhan riset kita. Contoh nih kita mau mengeluarkan varian keju untuk ayam goreng tepung crispy yang kita miliki, nah gimana caranya kita tau produk ini akan diterima oleh market dan market SUKA dengan produk yang kita akan keluarkan ini? Yuk coba kita lihat beberapa cara yang temen-temen bisa lakukan?
1. PRODUCT SAMPLING
Kumpulkan 30-50 konsumen untuk memberikan mengisi form review setelah mencoba varian keju yang kita berikan, atau kirimkan ke mereka. Pertanyaan sederhana saja:
Tentu jika konsumennya di undang ke sebuah tempat atau outlet, kita akan lebih mudah, serta lebih baik, karena produk bisa dibuat fresh on spot, namun jika produk kita memang kebanyakan delivery, maka terbaik tentu kirimkan juga via delivery, sehingga apa yang mereka cicipi kurang lebih seperti apa yang akan mereka beli melalui delivery online.
2. BLIND TEST
Kita juga bisa menggunakan teknik blind test (test buta) dengan melakukan perbandingan produk kita dengan produk pesaing secara langsung. Kondisi blind test harus dibuat semirip mungkin tanpa mencirikan apapun, misalnya hanya ada 3 ayam pilihan yang bentuknya sama persis dan juga packaging polos sama persis, tinggal dibawah packagingnya nanti kita kasih kode misalnya AX, ZX, tujuan nya untuk mencirikan mana ayam kita, dan mana ayam pesaing.
Konsumen yang melakukan blind test tidak perlu tau kode di atas, dan mereka hanya cukup mengisi urutan ayam yang paling mereka sukai sampai yang paling tidak disukai. Setelah itu kita tinggal periksa hasilnya, misalnya kita melakukan blind test ke 50 orang (lebih banyak lebih baik), ternyata ada 40 yang menulis produk kita paling enak, nah disinilah kita baru boleh berasumsi bahwa PRODUK KITA ENAK.
3. HONEST REVIEW from INFLUENCER
Sebetulnya ini bukan langsung "konsumen yang mungkin membeli" namun influencer juga bisa dijadikan "ahli" untuk memberikan masukan karena pengalaman mereka. Influencer biasanya tau spot-spot makanan yang enak versi mereka, dan juga spot-spot kuliner yang memang ramai oleh pengunjung.
Selain itu, masukan dari influencer juga penting karena ketika nanti kita melaunching menu baru ini, mereka lah yang juga bisa kita "targetkan" untuk melakukan liputan dan review, nah klo menu yang kita develop sudah berdasarkan masukan mereka, khan bisa jadi mereka akan sangat senang dan merasa memang menu tersebut enak.
Tapi Foodizz remind juga yah temen-temen, klo akhirnya tetep konsumen lah yang akan memutuskan menu yang kita keluarkan itu enak dan layak untuk terus dibeli, jadi jangan terlalu tergantung juga di poin no 3 ini, sebaiknya sih tetep di kombinasikan dengan poin-poin lain.
4. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
Teknik lainnya untuk mengetahui pilihan konsumen atau pendapat konsumen terkait produk yang kita keluarkan adalah dengan melakukan Focus Group Discussion. Apaan tuh? Sederhananya kita mengundang sekelompok konsumen 6-8 orang untuk cicip-cicip bareng dan kemudian saling memberikan komentar dan masukan di mana kita juga siapkan orang untuk menjadi moderator / ahli dalam menggali berbagai informasi dari group konsumen yang sedang FGD (Focus Group Disccusion) ini.
Pertanyaan selama FGD dibuat simple ajah sebetulnya:
Nah temen-temen bisa buat 2-3 FGD agar lebih banyak input dan masukan sehingga kita betul-betul yakin apa yang kita buat ini ke depannya bisa diterima oleh konsumen atau tidak.
5. LOYAL CUSTOMER REVIEW
Teknik lain yang bisa digunakan adalah meminta kesediaan konsumen loyal kita (berdasarkan database penjualan tentunya), untuk memberikan review terkait dengan produk yang kita luncurkan. Kita bisa kirim produk ke mereka jika memang kebanyakan pembelian dari delivery, namun jika dine in, di rekomendasikan untuk mereka di undang icip-icip santai di lokasi outlet.
Hal ini juga selain membuat konsumen loyal kita merasa sangat dihargai karena diberikan kesempatan untuk icip-icip dan memberikan masukan, sebenarnya yang terpenting adalah masukan dan pendapat mereka sebagai konsumen loyal yang akhirnya kita harapankan akan membeli produk kita ke depannya.
6. SALES REVIEW
Terakhir, kita juga bisa memilih untuk meluncurkan produk baru tersebut tanpa melalui beberapa poin di atas, khususnya survey konsumen dengan asumsi kita akan butktikan produk ini dari respon konsumen setelah mereka membeli produk baru ini. Bisa dengan kuisioner setelah mereka membeli dan bisa juga dengan data POS apakah dalam 1-2 bulan produk ini menjadi primadona dan sering di order.
Tentu catatan penting dalam poin 6 ini adalah produk baru ini di promosikan, sehingga di kenal oleh konsumen, jika tidak di promosikan, tentu ajah belum tentu ada yang beli.
TAPI, cara ini sebetulnya cukup beresiko jika ternyata ekspektasi konsumen malah jadi jelek, misalnya produknya tidak enak, harganya tidak cocok, dll, ini malah bisa membuat persepsi kualitas brand kita malah turun, jadi sebaiknya tetap poin 6 ini digunakan dengan terlebih dahulu kita menggunakan poin-poin lainnya.
Nah kemudian ada pertanyaan nih:
"Foodizz, klo misalnya saya mau risetnya packaging mana yang paling disukai konsumen gimana?" Nah ini pada prinsipnya sama namun berbeda dari sisi teknisnya ajah, sebetulnya ini lebih gampang karena sudah banyak aplikasi atau tools online yang bisa dipakai seperti POP LITE dari POPULIX. Check di sini
Prosesnya simpel ajah.
Nah temen-temen, ga sulit khan RISET konsumen itu? yuk biasakan untuk mulai SENENG dengan riset, setiap keputusan pake data agar kita bisa meminimalisir resiko yang kita ambil.
Semoga bermanfaat.
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com
Pusat Informasi Vendor Kuliner Terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}