"Foodizz, ada ide nama buat bisnis kuliner saya?"
"Foodizz klo nama ini .......... cocok ga yah buat bisnis kuliner saya ?"
"Foodizz klo memberi nama brand, bagusnya seperti apa yah?"
Pertanyaan seputar membuat nama merek / brand name merupakan salah satu pertanyaan yang mungkin cukup banyak ditanyakan oleh Sahabat Foodizz, memang membuat brand name itu tidak bisa sembarangan dan hanya menurut selera dari pebisnisnya, namun juga harus memperhatikan ALASAN STRATEJIK di belakang pembuatan brand name tersebut.
Tapi kadang ilmu itu suka dibuat NJELIMET biar terkesan keren, mahal, dan pintar yang ujungnya malah membuat sebagian besar temen-temen, khususnya UMKM dan mikro malah makin bingung dalam membuat nama merek untuk bisnisnya, karena itu dikesempatan kali ini, Foodizz ingin berbagi teknik membuat nama brand yang GAMPANG dipahami dan siap di PRAKTEKAN oleh temen-temen semua. Are You Ready?
18 Teknik Membuat Nama Brand dalam Bisnis Kuliner
1. TEKNIK KATEGORI UMUM
Jadi kita membuat nama brand dengan terlebih dahulu menempatkan kategori produk di bagian depan. Memberikan nama dengan teknik kategori umum ini sangat cocok untuk UMKM, karena mempermudah konsumen untuk mengenali (awareness) apa yang kita jual.
2. TEKNIK KATEGORI VIRAL
Seperti teknik yang no.1 bedanya kategori yang digunakan merupakan kategori yang memang lagi viral sehingga membuat konsumen gampang mengingat kita sedang menjual apa, sekaligus kita memanfaatkan FOMO (Fear Of Missing Out) konsumen untuk mencoba produk tersebut. Tapi poin 2 ini juga akan menjadi kategori umum pada akhirnya.
3. TEKNIK BAHASA KEREN
Nama brand dibuat dengan mencari bahasa-bahasa "terkini" yang sekarang lagi banyak digunakan oleh target market kita, sehingga ketika brand kita muncul, target market akan merasa "gua banget" dan hal ini bisa mendorong mereka untuk datang dan membeli.
4. KEREN AJAH BUAT OWNERNYA
Pemilihan nama pada awalnya tidak memiliki "makna" di benak konsumen namun pemilik brand menyukai nama tersebut dan juga mungkin punya pemikiran "makna" yang dipahaminya namun dalam perjalanannya nama ini dibangun "branding" sehingga punya "makna" di dalam benak konsumen.
5. TEKNIK NAMA DAERAH
Teknik ini menggunakan nama daerah untuk dijadikan brand name, biasanya jika daerah tersebut identik dengan masakan atau menu tertentu, maka kita memanfaatkan hal tersebut untuk memberi nama brand, tujuannya tentu mempermudah target market untuk mengetahui apa yang kita jual.
6. TEKNIK BAHASA ASING
Kita membuat nama brand dengan menggunakan bahasa inggris terhadap kategori yang ingin kita jual, seperti brand Baked, Monsieur Spoon, Sisterfields, Luna's Doughnuts, Bakerman, dll. Biasanya hal ini digunakan dengan pertimbangan target market dan konsep bisnis yang memang cocok dengan penggunaan nama brand dalam bahasa inggris.
Tapi hati-hati dalam menggunakan bahasa asing dalam nama brand, karena tidak semua target market cocok dan mudah memahami, serta persepsi yang muncul bisa jadi berbeda, jadi jangan hanya ingin terlihat keren tapi pada akhirnya tidak efektif.
7. JAJAK PENDAPAT TARGET MARKET
Nah Sahabat Foodizz juga bisa membuat nama brand dengan cara melakukan jajak pendapat terhadap list nama yang sudah Sahabat Foodizz siapkan. Misal ada 5 pilihan nama yang sudah disiapkan, kemudian Sahabat Foodizz melakukan jajak pendapat ke 1.000 responden yang sesuai dengan target market kita untuk memilih mana nama yang paling mereka sukai.
Jajak pendapat ini bisa dilakukan secara gratis, misalnya di social media kita sendiri, tapi tentu validasi hasilnya kurang bagus karena siapa saja bisa mengisi dan belum tentu sosmed kita merupakan target market yg kita kejar. Cara yang paling efektif tentu bisa dengan beriklan (ads) di Instagram, atau bisa juga menggunakan jasa agency riset online seperti Populix
8. OPEN QUESTION, NANYA LANGSUNG TARGET MARKET
Kita juga bisa membuat nama brand dengan langsung bertanya ke target market kita "Eh guys, kita lagi mau buat coffeeshop nih, ada ide nama keren ga nih buat coffeeshopnya, buat yang idenya terpilih bakal kita kasih hadiah 5 juta rupiah", bisa dijawab di sosmed (komen) ataupun melalui link.
Teknik ini juga bisa dikombinasikan melalui kerjasama dengan influencer karena tentu followernya juga sangat banyak dan bisa memberikan masukan secara langsung.
9. SETIPE DENGAN COMPETITOR
Pernah denger pastikan brand HAUS, TEGUK, MYNUM dan mungkin istilah lain seperti Ngelak (istilah daerah), nah ini teknik di mana nama brand mengkombinasikan teknik kategori umum serta setipe dengan nama kompetitor.
Kenangan, Janji Jiwa, Kisahmanis, Janji Hati juga menggunakan teknik seperti ini, sehingga konsumen akan mudah untuk mengenali produk yang kita jual, sekaligus bisa langsung mengkomparasi dengan kompetitor sejenis.
10. TEKNIK MALAS, MENGGUNAKAN BRAND GENERATOR atau AI (Artificial Intelligence)
Ga ada ide nama apa, nah bisa juga menggunakan teknik malas yaitu cari ide pake brand name generator yang tersedia di Google (Search ajah). Memang tantanganya lebih cocok brand name yang ke inggris-inggrisan sih, tapi mana tau ada generator nama versi Indonesia. Prosesnya juga ga ribet, tinggal masukin ajah deskripsi atau contoh nama atau kategori produknya nanti bakal banyak ide nama yang muncul.
Bisa juga coba https://chat.openai.com/ nah ini juga bisa ditanya ide buat nama brand.
11. BAYAR KONSULTAN BRAND
Basically sih ini teknik paling gampang dan hasilnya juga bisa dipertanggung jawabkan jika konsultannya memang bagus, tapi jelas butuh modal (biaya), konsultan brand memiliki kemampuan untuk membuat nama brand yang memang punya "makna" serta di dasarkan pada hasil studi / riset.
Selain itu biasanya menggunakan konsultan juga sudah ada paket untuk membuat logo serta brand book / brand guideline seperti implementasi penempatan nama brand dan logo, aturan warna, dll sehingga bisa siap pakai.
12. MINTA PENDAPAT MENTOR
Nah ini teknik juga powerful dan biasanya murah meriah klo mentornya baik, artinya nama yang diberikan bisa jadi bagus, tepat, dan gratis hehe. Tapi tentu Sahabat Foodizz harus juga pandai menilai apakah mentor yang ditanya punya kompetensi terkait ilmu brand name, serta punya proven record juga membuat nama-nama brand yang pernah digunakan oleh pebisnis lain.
13. KOSAKATA UMUM YANG DIBERI MAKNA
Kenangan, Janji Jiwa, Kisah Manis mungkin 10 tahun lalu terdengar sebagai kosakata umum kosa kata tersebut sudah punya "makna" nya sendiri dan dikenal sebagai brand kopi yang terkenal.
Nah coba cari kosakata yang biasa digunakan sehari-hari, Sahabat Foodizz bisa jadikan kosakata tersebut sebagai brand dengan menambahkan kategori produk setelah atau sebelum kosakata tersebut. Contoh Kopi Kenangan atau Kenangan Coffee.
14. SINGKATAN DARI .....
Bensu (Ruben Onsu) nah ini contoh memberi nama dari singkatan nama panjang, tapi teknik ini perlu diperhatikan apakah singkatannya kemudian cukup cocok dan related dengan bisnis yang ingin kita jalankan. Contoh misalnya kita mau buat bisnis bakery, Owernya namanya Sari dan Siska, jadi disingkat SASI BAKERY, masih cocok tapi klo misalnya namanya Sesi dan Kasi singkat SEKSI nah khan kurang pas jadinya hehe.
15. UNSUR MENGAGETKAN (Sop Janda, Jatinangor House)
Ini teknik di mana kita membuat nama brand dengan faktor yang MENGAGETKAN dan juga WOW, contoh Sop Janda ....., Mie Setan ........, Jeroan Neraka ............... Bakmi Tjo Kin ..... Coba isi lagi di kolom komen, pasti sering menemukan di berbagai daerah Sahabat Foodizz khan hehe.
Unsur mengagetkan ini teknik yang cukup bagus untuk diterapkan khususnya temen-temen yang ingin mendulang brand awareness dalam waktu cepat namun memang sering kali banyak kontroversi serta juga beberapa contoh bermasalah dengan regulasi seperti tidak bisa mendapatkan Sertifikasi Halal, atau mengandung unsur Sara.
16. GABUNGAN KATA
Teknik gabungan kata juga banyak digunakan untuk membuat nama brand, Janji Jiwa, Kisah Manis, Donat Bahagia, Titik Temu Coffee, dll. Gabungan ini bisa memberikan "makna", bisa juga menciptakan "makna" baru yang sengaja ingin dibangun oleh pemilik brandnya. Berbeda dengan poin no 14 di mana penggabungan menjadi singkatan, teknik gabungan kata ini digunakan memang untuk menyatuhkan 2 kata yang ada menjadi nama sebuah brand, jadi bukan singkatan.
Misalnya nih kita ingin membuat nama brand coffeeshop, kita kemudian menggabungkan kata "kekasih" dan "hati" atau "belahan" dan "jiwa" untuk menjadi nama sebua brand yaitu Kekasihati atau Belahan Jiwa Coffee.
17. KEKUATAN BRAND
Teknik ini digunakan mirip dengan poin no 1, namun memang sengaja digunakan karena KEKUATAN brand dan produk kita memang di kategori ini. Sate Jando, Soto Madura, Sop Ayam Pa Min, Iga Bakar si Jangkung, Sate Padang, Sop Buntut Borobudur ..... dll
Hal ini mempermudah konsumen untuk mengenal brand dan kekuatan brand kita dibandingkan kompetitor lain, namun kelemahannya adalah masih terlalu umum, dan harus diperkuat dengan "kosa kata" tambahan dan di bangun brandnya, contoh Sop Ayam Pak Min atau Sop Buntut Cipganti, nah klo sudah ada kosa kata belakang jelas brand akan jadi sangat strong, clear dan mudah diingat.
18. FEELING & SELERA OWNER
Nah terkahir yang paling kurang direkomendasikan untuk Sahabat Foodizz yang baru memulai bisnis adalah pake feeling atau selera, apalagi jika target marketnya berbeda sekali dengan Sahabat Foodizz, misalnya perbedaan generasi, Sahabat Foodizz generasi kolonial, sementara target marketnya generasi Z, wah ini sama sekali tidak rekomen untuk membuat nama brand berdasarkan feeling dan selera hehe.
Nah ini dia 18 Teknik Membuat Nama Brand dalam Bisnis Kuliner, semoga bermanfaat dan bisa membantu Sahabat Foodizz yang lagi bingung dalam membuat nama brand.
Di tulisan selanjutnya, kita bahas juga 10 Catatan Dalam Membuat Nama Brand sehingga nanti klop pertimbangannya, tapi secara garis besar Sahabat Foodizz bisa perhatikan beberapa hal di bawah:
www.foodizz.id
1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com
Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
https://lms.foodizz.id/
Kelola SOP dan Training lebih mudah dan murah
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.
Diunggah {{ article.formatted_published_at }}