18 Pertimbangan Memilih Bisnis Kuliner yang Tepat dan Potensial bagi Bisnis Kuliner Pemula
Oleh: Admin Foodizz
Diunggah 01 November 2022
Sumber Gambar: Canva.com
"Bang, bagusnya bisnis kuliner apa yah kalau mau mulai sekarang?" "Bang, bisnis kuliner yang paling berpotensi saat ini apa yah, ada ide ga? mau coba mulai nih" "Bang, saya ada tempat nih, tapi bingung mau mulai bisnis kuliner yang mana biar ga salah pilih" "Bang, bisnis cloud kitchen potensial ga yah buat pemula seperti saya?" "Bang, saya rencana mau sewa di lokasi x, kira-kira bisnis kuliner apa yah yang cocok dengan lokasi saya?"
Lah gimana ini, memangnya saya cenayang yang bisa memberitahukan bisnis kuliner apa yang berpotensi, bakal sukses, dan bakal datengin banyak cuan hehe... klo gua tau sih bisa jadi konsultan "cenayang" dengan bayaran sangat mahal deh, bayangin ajah bisa tau apa yang akan sukses coba, gimana ga dibayar mahal banget tuh klo perlu minta saham wkwk..
Buat Sahabat Foodizz, mau bisnis kuliner apa, tentu ada berapa hal yang perlu kita perhatikan dan jangan pernah memutuskan untuk memulai bisnis dengan hanya menggunakan "feeling" apalagi Sahabat Foodizz "anak kemarin sore" dalam dunia bisnis, kecuali "anak sultan" yang ga ada masalah klo ilang duit ga jelas sih silahkan ajah, nah klo kita "rakyat pada umumnya" sebaiknya dipikirkan dengan tepat ketika akan memulai bisnis dan bisnis apa yang akan kita pilih.
Kali ini Foodizz coba akan kasih 18 poin yang bisa jadi pertimbangan ketika akan memilih BISNIS APA yang akan kita lakukan, paling bagus tentunya semakin banyak poin yang terpenuhi akan semakin baik, jadi jangan hanya ambil 1-2 poin yang kita rasa pas dengan kita ajah. Yuk let's go!!
1. SIAPA TARGET MARKET KITA
Jual yang kira-kira AKAN DIBELI oleh target market
Jadi kita harus paham siapa target market kita.
Apa masalah mereka, dan solusi produk apa yang kita bisa berikan sehingga masalah mereka terpenuhi.
Misal kita tinggal di lingkungan yang penuh mahasiswa, nah produk-produk yang cocok dijual tentu harus disesuaikan dengan mereka misalnya warteg, warkop, outlet ayam goreng cripsy, coffeeshop, dll.
Ini penting sekali agar ADA YANG AKAN MEMBELI.
Jadi wajib banget untuk survey lapangan memahami market yang berpotensi akan membeli produk kita.
Dari pemahaman ini baru deh kita pilih bisnis kuliner yg tepat untuk kita buka.
2. MARKETNYA SEBERAPA GEDE
Perhatikan produk-produk yang dijual saat ini, mana yang pasarnya cukup besar dan berpotensi untuk digarap.
Besarnya pasar ini penting untuk menentukan produk apa yang mau kita jual.
Bisa juga pasarnya tidak terlalu besar tapi cukup menarik, misalnya karena berani bayar mahal.
Turun lapangan untuk lihat sendiri potensi marketnya melalui kunjungan ke pesaing, atau mantau bisnis yang ojolnya antri-antri, karena jangan berharap ada data statistik soal spesifik produk apa.
Contoh, kita lihat ada 10 kampus dengan 10 ribu mahasiswa, nah ini market yang besar, tinggal cari tau produk apa yang kemungkinan besar mereka AKAN BELI SECARA RUTIN (reguler), baru kita tentukan mau jual produk apa.
3. KETERSEDIAAN BAHAN BAKU
Memilih bisnis kuliner apa yang mau kita garap juga penting untuk mempertimbangkan ketersediaan bahan baku.
Jangan sampai bisnis lagi rame bahan bakunya sulit di dapat atau terbatas aksesnya.
Contoh bisnis steak unta, nah terlihat unik, keren, dan berbeda, tapi gimana bahan bakunya? Kalo bisa meledak permintaan nya apakah bisa kita amankan supply bahan daging untanya?
Jadi saran Foodizz, pilihlah bisnis yang memang bahan bakunya tersedia secara kontinu seperti daging ayam, nasi, sayur, sapi, dll.
Kecuali misalnya kita punya channel atau privilage, misalnya punya saudara atau kenalan yang bisa mensupply kepiting Alaska atau Wagyu A5 Jepang, bisa juga jadi option karena justru ini jadi keunggulan. Paling penting pastikan supplynya konsisten.
4. KEKUATAN KOMPETITOR
Perhatikan juga siapa kompetitor jika kita ingin masuk ke sebuah bisnis kuliner.
Apakah kompetitor ini punya kelebihan yang powerfull, apakah kompetitor kita legend, atau mereka tipe kompetitor yang agressive dan banyak duit, atau malah mereka kompetitor yang lebih mudah dikalahkan.
Pemahaman terhadap kekuatan kompetitor ini sangat penting agar kita tau bagaimana WIN THE GAME dan tidak mati konyol gara-gara tidak punya informasi, misalnya ternyata kompetitor udah pemain legend dan punya banyak duit.
Apakah tidak boleh bersaing di pasar yang sama dengan kompetitor? Yah tentu boleh, asal kita tau di mana CELAH untuk menangnya, karena itu harus paham tentang kompetitor.
Semakin banyak kompetitor biasanya market memang cukup besar dan juga mungkin masih terus tumbuh, jadi ini indikasi yang bagus bagi bisnis.
5. KOMSUMSI HARIAN, BULANAN, ATAU SEASONAL
Kita juga bisa memilih bisnis kuliner berdasarkan HABIT konsumsi / order konsumen.
Misal coffeeshop, warung padang, warteg, nasi rames adalah produk-produk yang bisa di konsumsi setiap hari.
Bentuk lain bisa juga di konsumsi dalam waktu tertentu, seperti pizza, steak, fine dining (tergantung tapi yah target marketnya, bisa saja ada yang konsumsi hal ini setiap saat).
Yang mana yang menarik untuk digarap? Kembali tergantung market size, market share, growth & potential, serta competency dan objectives yang kita miliki.
Kalo Foodizz mungkin lebih menarik bisnis yang bisa dikonsumsi setiap hari, karena tentu marketnya sangat besar dan juga strategi pengembangannya banyak cara.
6. APAKAH BISA MULTI CHANNEL SALES
Pilih bisnis kuliner yang bisa dijual dengan berbagai channel penjualan akan lebih baik. Bisa lewat toko, cloud, WA, reseller, marketplace,big order.
Contoh ada kuliner-kuliner yang klo dibungkus sudah tidak enak dan memang lebih cocok di makan di tempat.
Model kuliner seperti ini (harus datang ke tempat) perlu effort untuk membangun brand dan mendatangkan traffik.
Apalagi misalnya lokasi kita tidak terlampau stratejik, nah ini effortnya akan lebih besar lagi.
Kembali lagi, jika dine in bisa, delivery tetep enak, take away juga tetep enak, nah ini lebih menarik untuk digarap, karena tidak tergantung satu channel penjualan.
Contohnya nasi padang, warteg, bento, ayam goreng, dll, banyak banget kok jadi jangan cari ribet sendiri.
7. PONTENSI BISNIS BISA DIKEMBANGKAN
Pilih bisnis yang punya kemungkinan dan peluang untuk dikembangkan baik secara lokal maupun nasional
Poin 7 ini juga terkait dengan poin-poin sebelumnya, misalnya ketersediaan bahan baku akan sangat berpengaruh apakah bisnis bisa dikembangkan atau tidak.
Bisa yang potensial untuk dikembangkan tentu mendorong ADRENALIN dan semangat kita untuk mensukseskan bisnis ini.
Selain itu, jika kita ingin ajak investor, hal ini juga akan lebih mempermudah kita menyakinkan investor terkait dengan potensi bisnis yang kita tawarkan.
Bisnis yang berkembang juga bisa membuat kita lebih cepat sejahtera dari sisi materi, yang tentunya ini juga jadi harapan banyak pebisnis kuliner.
Selain itu, bisnis yang bisa dikembangkan juga membuka banyak manfaat seperti terbukanya kesempatan kerja bagi banyak karyawan.
8. MODAL AWAL YANG DIMILIKI
Memilih bisnis apa juga harus disesuaikan dengan kemampuan modal awal, baik itu pribadi, patungan, atau memang mendapatkan investasi.
Tapi ini belum cukup, sebaiknya juga tetap dasar pertimbangan juga soal kapabilitas / kemampuan kita.
Jika masih pemula / baru sama sekali / tanpa pengalaman ada baiknya mulailah dengan resiko yang kecil terlebih dahulu, walaupun ada investor yang berani ambil resiko.
Modalnya lebih baik digunakan sebagian, sementara sebagian lagi di saving untuk pengembagan jika ternyata bisnis kita berhasil, namun jika gagal minimal masih ada budget untuk improvement atau mencoba yang lain.
9. KOMPLEKSITAS PEMBUATAN PRODUK
Pilih produk yang tidak kompleks dalam proses pembuatannya kecuali Sahabat Foodizz memang punya skill khusus seperti chef.
Dengan produk yang mudah dibuat, kita akan lebih mudah untuk membuat SOP dan juga melakukan standarisasi dan training terhadap produk tersebut.
Produk yang tidak kompleks juga lebih mudah untuk dikembangkan banyak cabang seperi ayam goreng crispy, kopi, dll.
Model ini lebih cocok untuk temen-temen yang ingin menjalankan bisnis tanpa skill masak.
10. DAYA TAHAN PRODUK
Untuk tahap awal memulai bisnis, carilah produk yang tidak cepat rusak sehingga tidak terjadi WASTE (potensi rusak dan terbuang)
Contoh, memulai bisnis bikin nasi padang dengan puluhan menu, nah klo tidak lagi ini bakal jadi pemborosan yang membuat kita akan rugi.
Tapi misalnya kita mulai bisnis ayam goreng dan bakar yang yang ayamnya di frozen, dikeluarkan jika ada order, ini akan jauh lebih rendah resiko untuk pemula.
Jadi produk yang bisa disimpan di chiller beberapa hari atau di frozen beberapa bulan, atau juga misalnya di packaging beberapa bulan lebih ok buat temen-temen yang baru mulai bisnis.
11. BIAYA OPERASIONAL
Pilih bisnis awal yang biaya operasionalnya tidak terlalu besar.
Makin efisien makin baik untuk biaya operasional awal
Yang penting buktikan klo produknya bisa dijual dulu, jangan blom-blom sudah mau hire karyawan yang hebat dan gaji tinggi.
Operasional masih bisa di kontrol sendiri tentunya di tahap awal sekaligus jadi bahan pembelajaran untuk memahami SOP dengan lebih rinci.
Jika bisa jualan di rumah / garasi / titip jual / nebeng bagi hasil / PO lewat WA / marketplace, kenapa enggak? Ga harus pake outlet, yang penting buktiin dulu jualannya laku.
Kecuali Sahabat Foodizz keluarga sultan, yah silahkan untuk coba-coba tanpa pengalaman.
Yah tentu klo sudah pengalaman, sudah ada business plan dan strategy bukan tidak boleh model bisnis dengan biaya operasional yang sudah cukup tinggi di awal.
12. PRODUKNYA DI MAKAN SENDIRI DONG
Loh, apa hubungannya dengan memilih bisnis kuliner?
Yah jelas berhubungan, biarpun ada juga yah pengecualian beberapa pebisnis tidak makan produknya sendiri.
Tapi gimana kita melakukan kontrol kualitas, rasa, sensasi jika kita tidak makan produk kita sendiri?
Selain itu konsumen juga jadi tanda tanya, kok ownernya ga makan produknya sendiri yah?
Di sisi lain buat kita yang baru mulai, klo kita makan produk sendiri, minimal klo tidak laku kita dan keluarga kitalah konsumen loyal dan cinta dengan produknya.
Selain tentu produknya jadi tidak terbuang.
13. PUNYA PARTNER ATAU JALAN SENDIRI
Memilih bisnis kuliner apa juga sangat penting untuk dipertimbangkan apakah bisnis kita dijalankan sendiri atau berpartner.
Jika sendiri maka carilah bisnis kuliner dengan catatan beberapa poin di atas karena tentu kita punya keterbatasan.
Tapi jika dengan partner, mungkin kita bisa memulai dengan skala yang lebih besar dan kompleks karena bisa ada pembagian tugas.
Dengan adanya pembagian tugas, semua pekerjaan bisa cepat diselesaikan, beda jika kita melakukannya sendiri.
14. MODALNYA DARI MANA DAN TIPIKAL PEMODALNYA
Memilih bisnis juga penting untuk memperhatikan sumber modal dan besar modal yang dimiliki.
Contoh, jika modal sendiri dan itu adalah tabungan kita, nah harus sangat bijak untuk memilih bisnis yang modalnya lebih kecil dulu untuk minimalisir resiko di awal sampe bisnisnya tervalidasi.
Jika modal dari investor, kita juga harus paham tipikal atau habitnya si investor seperti apa, apakah tipikal PEMAIN AMAN atau tipikal yang AGGRESSIVE, apakah yang ngerti soal resiko bisnis atau yang modelnya cuma ngerti BISNIS PASTI UNTUNG, klo ga untung ga siap.
Paham siapa dan seperti apa investor kita ini sangat penting agar diperjalanan nanti tidak menimbulkan konflik dan ketidak cocokan.
Lagi menurut Foodizz, baik itu modal sendiri atau investor perhatikan soal KAPASITAS, PENGALAMAN kita, kalau NEWBIE carilah yang lebih kecil resiko dulu sampai memang produk kita tervalidasi yang artinya OMSET tumbuh, PROFIT mantap.
15. LAGI ADA MOMENTUM APA
Momentum merupakan hal yang sangat penting dalam memilih bisnis kuliner yang ingin kita jalankan.
Misalnya, lagi rame nih isu resesi, nah artinya ada momentum untuk makanan yang harganya TERJANGKAU, dimana prediksi nya akan banyak menjadi pilihan konsumen middle low.
Contoh lain, lagi ada momentum MIE PEDAS KEKINIAN, yang lagi booming banget dan banyak dibicarakan, nah artinya ada kesempatan nih untuk menjajal kategori produk yang sama, tentu dengan differensiasi yang kuat.
Contoh lain, lagi MOMENTUM nya healthy food sedang terus tumbuh, nah kita manfaatkan ini untuk menjadi pilihan bisnis kita.
MOMENTUM itu beda dengan VIRAL, momentum di dasarkan pada DATA PERTUMBUHAN dan pergeseran KONSUMEN yang biasanya bersifat lebih sustain.
VIRAL di sisi lain, bisa jadi karena memang brand nya sudah legend, kemudian diliput dan viral atau bisa jadi brand di endorse (gratis or berbayar) oleh KOL dan kemudian jadi viral.
16. SARAN AHLI ATAU MENTOR
Memilih bisnis kuliner apa juga bisa berdasarkan saran mentor, ahli, atau konsultan.
Khususnya mereka yang memang punya pengalaman dalam bisnis kuliner dan banyak insight terkait bisnis ini.
Mentor / ahli juga sering kali bisa menilai kapasitas kita apa dan bisnis kuliner apa yang cocok saat ini dengan kita.
Mentor / ahli juga dengan pengalamannya bisa jadi memang bisa melihat POTENSI dan PELUANG bisnis kuliner, karena memang mereka berkecimpung di dalamnya.
Tapi tetep ajah jangan ditelen mentah-mentah yah Sahabat Foodizz, lakukan berbagai poin di atas juga untuk MEMPERKUAT saran yang diberikan.
17. SKILL & PASSION KHUSUS
Kita juga bisa memilih bisnis kuliner untuk kita jalankan berdasarkan SKILL & PASSION yang kita miliki.
Contoh Sahabat Foodizz suka banget dengan kopi, belajar detail soal kopi, bahkan sampe ikut kelas Q Grader, nah kemudian Sahabat Foodizz berbisnislah coffeeshop. Kecintaan, passion, dan skill menyatu di dalam bisnis temen-temen.
Contoh lain, Sahabat Foodizz suka banget dan punya keahlian dalam membuat berbagai roti dan dessert, nah tentu ini bisa jadi pilihan bisnis yang ok untuk dijalankan.
Tetep catatan paling pentingnya adalah lihat BESARNYA PASAR dan berbagai poin yg sudah kita bahas sebelumnya.
18. PENGUASAAN ABSOLUT
Memilih bisnis kuliner juga bisa dilakukan berdasarkan apa yang kita MILIKI atau kita punya AKSES KUAT, sementara orang lain dijamin SANGAT SULIT terhadap hal ini.
Contoh, Sahabat Foodizz punya akses untuk mendatangkan wagyu A5 yang premium, atau daging steak unta, nah kemudian dijadikanlah produk ini pilihan untuk bisnis kuliner.
Tentu hal ini bisa jadi keunggulan karena memang akses bahan bakunya sulit dijangkau / dicari oleh orang lain.
Penguasaan absolut ini tidak hanya terkait dengan bahan baku tapi bisa juga berbagai hal lain seperti akses MODAL, LOKASI, LOGISTIK, dll.
Contoh misalnya Bokap kita exportir ikan dan udang berkualitas, nah kita jadinya bisnis Seafood yang Export Quality di mana kita ga akan pusing dengan bahan bakunya serta kualitas juga sudah pasti jadi unggulan
Eh… Foodizz tambahin deh ada 1 bonus poin lagi:
19. PRODUK TREND / VIRAL
Memilih bisnis juga bisa berdasarkan apa yang lagi VIRAL / TREND.
Apakah salah? Yah blum tentu, bisa jadi apa yang viral memang kemudian menjadi sustain seperti es kopi susu, ramen Jepang, ayam geprek / penyet.
Viral bisa dimanfaatkan juga untuk menjual sesuatu (produk) yang memang LAGI DICARI PASAR.
Tapi hati-hati juga, VIRAL juga bisa SESAAT dan CEPET banget umurnya, udah banyak contoh yah ga perlu disebutin satu per satu.
Intinya kita tetap harus mengacu ke berbagai poin yang sudah kita bahas sebelumnya terkait pasar, bahan baku, proses, dll, jangan cuman modal viral aja.
Uih panjang juga yah bahasan soal 18 Catatan Penting Memilih Bisnis Kuliner yang Tepat, khususnya buat temen-temen yang masih galau dengan bisnisnya saat ini, atau juga Sahabat Foodizz yang memang baru akan atau berencana memulai bisnis kuliner.
Semoga bermanfaat, yuk disebarkan juga ke Sahabat Kuliner lain agar bisa saling belajar dan memberi manfaat.
www.foodizz.id 1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com Pusat Informasi Vendor Kuliner Terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.