12 Pertimbangan & Pertanyaan Memulai Bisnis Foodcourt
Oleh: Admin Foodizz
Diunggah 19 Juni 2023
Sumber Gambar: Canva.com
Ingin berbisnis foodcourt? Sudah punya pengalaman sebelumnya? Menarik karena lihat foodcourt lain rame?
Bisnis foodcourt bisa jadi merupakan bisnis yang cukup menarik untuk menjadi pilihan usaha, apalagi jika kita memiliki tempat atau lokasi sendiri, tinggal siapkan infrastruktur, iklanin buat cari tenant, terisi penuh dan rame, konsumen dateng...... Andai semudah itu.
Pada kenyataannya, banyak foodcourt yang tidak berhasil, nombok, atau bahkan jalan untuk beberapa waktu kemudian tutup, bahkan teman kita sendiri berpengalaman dengan model bisnis ini beberapa tahun yang lalu dengan hasil nombok dan tutup, padahal foodcourt cukup ramai dan tenantnya juga banyak.
Jadi apa yang harus diperhatikan ketika ingin berbisnis foodcourt, khususnya buat Sahabat Foodizz yang tidak berpengalaman dalam menjalankan bisnis ini?
1. PROYEKSI BISNIS (MODAL, PEMASUKAN, PENGELUARAN, BALIK MODAL)
Buat detail perhitungan bisnis sejak awal.
Berapa total modal yang dikeluarkan
Alokasi modal dibuat secara detail (bangunan, marketing, dll)
Buat juga alokasi modal kerja awal untuk 3 bulan di awal
Buat proyeksi pendapatan
Kapan perusahaan dapat balik modal (pay back period)
Diangka berapa perusahaan harus ditutup (close scenario)
Seperti apa proyeksi pertumbuhan bisnis dan strateginya
2. ARUS KAS (CASH FLOW) & SUMBER DANA
Jika kondisi ternyata tidak sesuai harapan, alias boncos atau rugi?
Seberapa lama kita bisa bertahan dengan kondisi keuangan kita?
Apa resiko keuangan yang terjadi jika proyeksi meleset?
Misal, ternyata uang pinjaman, apakah sudah dipikirkan pengembaliannya?
Jika uang sendiri, berapa lama kita bisa menahan kondisi rugi?
Ingat, hal pertama yang pasti terjadi ada PENGELUARAN BIAYA
Hal yang belum terjadi adalah PENDAPATAN / OMSET.
3. PEMILIHAN LOKASI YANG TEPAT
Apakah lokasi tempat yang tepat untuk membuat foodcourt?
Pelajari adakah foodcourt lain yang sukses di lokasi kita?
Lihat apakah target market cukup besar dan potensial di lokasi tersebut?
Apakah lokasi yang ditempati memiliki izin usaha?
Apakah lokasi ini sewa atau milik sendiri?
Apakah foodcourt ini mendapatkan izin dari tetangga dan masyarakat?
Hal ini penting jangan sampai sudah buka kemudian bermasalah.
4. PEMAHAMAN TARGET MARKET DAN KOMPETITOR
Target market menginginkan foodcourt seperti apa?
Mengapa target market akan datang ke foodcourt kita?
Bagaimana membuat mereka tahu dan akhirnya datang ke foodcourt kita?
Berapa daya beli target market kita?
Produk apa saja yang konsumen harapkan ada di foodcourt kita?
Fasilitas apa yang diharapkan (listrik, wifi, parkir, WC, musholla, dll)
Siapa yang akan jadi kompetitor kita? (coffeeshop, foodcourt lain?)
Apa kelebihan dan kelemahan kompetitor kita?
5. CONCEPT FOODCOURT & BANGUNAN
Hati-hati dalam membuat konsep foodcourt
Selalu mengacu kembali pada target market dan kompetitor
Bukan membuat konsep foodcourt berdasarkan selerah owner
Apalagi ownernya tidak mewakili target market yang akan dituju
Konsultasikan juga pada ahli konsep dan branding kuliner
Jika salah dalam concept dan bangunan, biaya ke depan akan sangat mahal
Bisa jadi foodcourt sepi tidak sesuai target market
Bisa jadi banyak butuh biaya perbaika setelah foodcourt berjalan
6. PEMILIHAN TENANT YANG TEPAT
Tenant dipilih berdasarkan konsep yang dibuat
Tenant pilih yang juga bisa membawa traffik untuk datang
Bisa jadi brand yang memang sudah dikenal, atau lagi viral
Bisa juga tenant yang memang produknya pasti dibutuhkan oleh konsumen
Misalnya tenant minuman kopi, tenant nasi goreng.
Pilih juga tenant yang sudah berpengalaman dengan bisnis
Agar sudah paham dengan jelas potensi dan resiko bisnis
Kalau tenant baru mau coba-coba bisnis gimana? Tidak rekomendasi
Apalagi misalnya space kita terbatas, kecuali ada pertimbangan lain
7. ATURAN TENANT YANG DETAIL
Tenant wajib a,b,c,d, dan apapun atur secara detail tertulis
Buat check list sedetail mungkin dari berbagai hal yang kita pikirkan
Misalnya kewajiban menggunakan kaos khusus, piring khusus, dll
Wajib ditanda-tangani oleh pemilik tenant, bukan karyawan
Selalu cantumkan konsekwensi terkait pelanggaran peraturan
Tentu aturan jangan menguntungkan hanya pihak foodcourt saja
Tapi sangat merugikan dari sisi tenant
Intinya detail, sepakat, dan saling menguntungkan pada akhirnya
Jika ingin kuat, gunakan notaris (legal) tapi biaya menjasi besar.
8. PENGELOLA TENANT DAN BANGUNAN
Wajib memiliki pengelola tenant
Pasti akan banyak keluhan, komplain, permasalahan, dll
Contoh bocor, listrik mati, air ga jalan, banjir, kebakaran, dll
Jika tidak ada pengelola, maka owner foodcourt siap-siap yg dicari
Cari pengelola yang profesional, jangan sembarangan orang
Hindarikan pengelola menerima CASH dari tenant, wajib transfer ke rekening perusahaan / rekening owner
Pastikan pengelola ada peraturan dan perjanjian tertulis dari owner
9. PROMOSI DAN SALES CHANNEL
Setelah semua siap, hal sangat penting adalah ber promosi
Kita harus memperkenalkan foodcourt kita ke target market
Buat konten promosi yang membuat target market merasa "wajib datang"
Bisa juga buat konten yang membuat target market FOMO (Fear Of Missing Out)
Itulah sejak awal mengapa konsep foodcourt harus menarik dan memiliki "nilai jual"
Serta pemilihan tenant harus bagus, agar target market datang
Selain promo, kerjasama juga segera dengan delivery platform
Juga buat website khusus yang di dalamnya ada seluruh tenant
Bisa juga buat promo untuk big order / catering yang melibatkan tenant
Promosi ini ingat butuh anggaran rutin dari management
Karena itu ini harus dijadikan biaya bulanan yang pasti keluar
10. SEWA ATAU BAGI HASIL
Apakah tenant sewa atau bagi hasil dari persentase omset?
Tergantung hitungan dan seyakin apa foodcourt kita akan ramai
Jika sangat ramai, opsi % dari omset tentu menarik sekali
Wajibkan tenant menggunakan POS / kasir yang sama jadi mudah di kontrol
Tapi jika kita tipikal main aman, mungkin sewa lebih terukur
Untuk sewa, jika sepi pemasukan kita sudah jelas, sehingga biaya sudah teratur
Untuk sewa, jika ramai yah kita cukup happy saja, karena tenant juga senang
11. KONTROL OPERASIONAL
Apakah dengan adanya management di foodcourt, owner ga perlu kontrol?
Tetap perlu melakukan kontrol, khususnya terkait biaya dan layanan
Misal, management mengajukan biaya perbaikan, nah dikontrol betul ga biayanya?
Survey juga ke tenant apakah sudah dilayani sesuai harapan
Jangan sampai misalnya manager sudah di gaji, eh jarang datang
Uang perbaikan, bayar listrik, dll di tilep karena percaya begitu saja
Kontrol secara reguler, gunakan CCTV, digital payment, dll
Sesekali kirim juga mistery guest untuk mengecek berbagai hal
Berikan jobdesc, KPI (ukuran kerja), serta reward dan punishment
12. PILIHAN LAIN YANG MASUK AKAL
Apakah anda yakin bisa menjalankan foodcourt ini dengan maksimal
Apakah anda punya pekerjaan lain yang lebih fokus?
Yakin menyerahkan bisnis dan investasi anda ke karyawan?
Punya pengalaman untuk menjalankan semua ini?
Nah klo ragu, coba pikirkan lagi mau mengelola sendiri atau
Apa ga lebih baik SEWAKAN saja satu bangunan semua
Terima uang bulanan dari penyewa (bangunan), dapet passive income
Kepala juga ga pusing ngurusin tenant dan operasional
Bisa juga dikerjasamakan dengan operator atau pebisnis kuliner lain
Bisa dapat dari % omset mereka bulanan atau di kombinasi sewa dan % omset
Nah sahabat Foodizz, demikianlah 12 pertimbangan / pertanyaan penting jika Sahabat Foodizz ingin membangun bisnis foodcourt.
Semoga bahasan kali ini bermafaat untuk Sahabat Foodizz semua yang bergelut di bisnis kuliner, selalu doain kita juga yah untuk bisa terus konsisten berbagai melalui tulisan agar industri kuliner Indonesia makin maju dan banyak brand lokal yang menjadi besar dan kuat.
Foodizz Academy www.foodizz.id www.sekolahkuliner.com
Artikel ini diperbolekan untuk di share & di posting ulangdengan mencantumkan sumber artikel www.foodizz.id/artikel
Artikel ini tidak diperkenankan untuk penggunaan komersial, untuk penggunaan komersial wajib mencantumkan ijin tertulis yang diajukan melalui e mail: info@foodizz.id
{{ comment.length }} Comment
Sort By
{{ comment.username }}
{{ comment.body }}
Dikomomentari pada {{ comment.formatted_published_at }}