10 Langkah Membangun Kanal Jualan Big Order / Catering dalam Bisnis Kuliner
Oleh: Admin Foodizz
Diunggah 13 Februari 2023
Sumber Gambar: Canva.com
Dapet orderan gede tentu sangat menarik bagi setiap pebisnis kuliner, karena target omset bisa lebih cepat dicapai tentunya. Namun tentu membangun dan bisa berhasil dalam strategi Big Order juga butuh effort, ga bisa cuma modal no WA di kartunama atau pasang spanduk di depan outlet "terima Big Order & Catering" kemudian bisa jadi laku dan sukses.
Tapi klo sudah dapet nih "caranya" dan konsumennya, bakal sangat membantu penjualan outlet kita loh Sahabat Foodizz, dan biasanya klo segmen B2B (Business to Business) mereka juga rutin untuk melakukan order secara kontinu, misalnya nih Foodizz Academy, kita punya 3 kelas offline setiap bulan di Bandung, peserta mungkin sekitar 80 orang dan lama kegiatan 4 hari, nah bayangkan berarti setiap harinya ada orderan 80 orang x 4 hari, 320 pax (big order), bagaimana klo punya lagi klien big order rutin, misalnya 10 perusahaan, wah dari sini ajah kita bisa 3.200 box setiap bulan, udah berapa tuh omsetnya.
Beberapa tipe yang termasuk Big Order yang bisa Sahabat Foodizz garap:
Order Box Corporate (Perusahaan)
Oder Event / Workshop / Seminar
Order Special Event, Ultah, Tunangan
Tipikal Big Order biasanya:
Order sehari atau beberapa hari sebelum acara
Pembayaran DP (Down Payment) atau seringnya TOP (Term of Payment), ini biasanya klo tidak corporate / perusahaan atau memang langganan, tapi bisa juga bayar full di depan
Pemesanan / order dadakan dan tidak terpola, tapi juga banyak yang jadi rutin.
Kadang ada request khusus, seperti misalnya minta tambahan kerupuk, buah atau minuman.
Jumlah order cukup besar APC (Average Per Check) nya, sehingga kontribusi ke omset cukup besar.
Klien biasanya minta special price, dan memang harus disiapkan karena Big Order itu main di kuantiti atau volume.
Nah udah kebayang yah pentingnya Big Order sebagai salah satu Sales Channel yang perlu di garap. Sekarang pertanyaannya adalah, gimana yah kita bisa membangun dan menjalankan strategi Big Order ini, yah tentu juga biar berhasil / sukses seperti Big Ordernya McDonald's, Hokben, mungkin juga Tampah (Jajanan Pasar), dan brand-brand lainnya.
10 Langkah Membangun Big Order Channel:
1. Komitmen Berinvestasi
Butuh komitmen, karena butuh budget untuk diseriusin
Tanamkan mindset ini investasi, jadi layak untuk dicoba. Namanya investasi bisa berhasil dan bisa gagal, karena itu pake ilmu.
2. Alokasi Budget Team dan Proyeksi Bisnis
Alokasikan budget untuk membangun tim dan program Big Order
Buat juga proyeksi pendapatan, biaya dan potensi keuntungan dari membangun divisi / program Big Order.
Pastikan budget memang tersedia untuk dieksekusi secara 100% agar hasil bisa lebih dipertanggung jawabkan.
3. Rekrut Team yang Punya Kompetensi
Pastikan merekrut PIC / team yang memang punya kemampuan dan channel, sehingga bisa cepat menghasilkan.
Misalnya tim dari banquet hotel, sales restaurant hotel, service manager di bank, atau PIC yang memang punya koneksi dan database yang luas.
Biasanya terdiri dari 2-3 orang (1 pemimpin, 1 staf, 1 sales call)
4. Buat Job Desc, KPI, Reward & Punishment
Tim Big Order harus memiliki target sales dan target profit
Indikator keberhasilan harus didasarkan dari sales yang dihasilkan, serta profit dari sales tersebut (artinya harus diperhatikan juga biaya dan menu yang akan dijual)
Target sales nya berapa? (biaya divisi big order x 20) x (20% profit), misalnya biaya tim 30 juta, maka target penjualan adalah 600 juta dengan profit minimal 20% dari 600 juta (120 juta)
Siapkan juga reward & punishment terkait percapaian omset dan profit.
Job desc juga perlu disiapkan sejak awal (tertulis), walaupun saat ini yang masak sudah berpengalaman, yang bersangkutan sudah paham apa yang harus dikerjakan.
Pastikan ketika rekrut tim big order, semua hal tertulis dengan detail di kontrak awal, jangan sampai menimbulkan persepsi yang salah.
5. Berikan Training & Knowledge pasar B2B
Tim harus diberikan training sales khusus big order, baik itu strategi, service, dan juga masalah negosiasi.
Jika kita tidak memiliki kapasitas, bisa juga bayar konsultan / trainer untuk memberikan pelatihan untuk tim ini.
Jika mendapatkan yang sudah berpengalaman, mungkin bagian ini bisa diserahkan kepada pimpinannya langsung, yang penting kembali lagi target bisa tercapai.
6. Susun Strategi Marketing & Sales yg Kreatif
Buat list target yang harus di follow up setiap hari.
Pastikan semua yang sudah di sales call dimasukan ke dalam database milik perusahaan, agar jika personil sales resign, database masih tetap tersimpan. Contoh bisa menggunakan aplikasi Monday.com atau manual pake excel.
No HP / WA juga pastikan dimiliki perusahaan, bukan milik pribadi.
Kartu nama khusus big order dibagikan ke konsumen
Buat flyer khusus / website khusus untuk big order
Kasih pilihan packaging (packaging dengan budget rendah dan packaging exclusive) karena cukup banyak yang biasanya request ingin packaging yang exclusive.
7. Siapkan Budget Promosi dan Akuisisi
Team big order juga harus disiapkan budget untuk melakukan promosi
Contoh: membuka booth di pameran yang sesuai target market
Contoh: beriklan melalui Google Ads, sehingga jika ada yang cari keyword "Catering / Big Order" nama brand kita bisa muncul.
Contoh lain beriklan melalui Instagram atau Linkedin yang menyasar target profesional dan corporate.
Hal ini sangat penting untuk membangun AWARENESS atau pengenalan, klo kita juga memberikan big order service atau catering business.
Klo masih sederhana, bisa juga untuk cetak flyer dan dibagikan ke setiap konsumen yang pernah datang ke outlet kita.
Pada prateknya kita juga perlu menyisihkan "komisi" untuk PIC klien dari total order yang terjadi, anggap saja ini adalah biaya agen marketing.
8. Strategi Menu Big Order / Catering
Menu yang dijual di big order sebisa mungkin menfaatkan bahan baku (SKU / Stock Keeping Unit) yang sudah ada saat ini.
Namun kita juga harus fleksibel terhadap permintaan klien, misalnya ada tambahan menu di luar bahan baku yang kita miliki, asal itungannya masuk dan menguntungkan. Contoh minta tambahan buah, krupuk, dll.
Pastikan setiap menu yang dijual sudah sesuai dengan target profit yang ditetapkan, bukan sebaliknya jadi nombok misalnya.
Inilah mengapa brand itu penting, biar klien tidak terdorong untuk membeli harga hanya karena murah.
9. Evaluasi dan Improvement Berkala
Lakukan evaluasi secara berkala 2 minggu sekali atau sebulan sekali
Ukur efektivitas strategi yang dilakukan, biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang ditargetkan.
Lakukan improvement atau perbaikan secara terus menerus sampai kita menemukan winning campaign atau killer activity (aktivitas yang berhasil secara konsisten dalam waktu tertentu).
Jangan ragu melakukan evaluasi sampai mengganti team jika dalam 3 bulan tidak menghasilkan penjualan sesuai harapan, namun berikan waktu juga 1-2 bulan untuk beradaptasi dan mencari pendekatan terbaik.
10. Berikan Service Terbaik
Klien tipe B2B (Business to Business) seperti ini beda sekali dengan konsumen retail yang datang ke outlet.
Namanya juga sudah klien, bukan lagi konsumen, mereka punya ekspektasi dan harapan yang jauh lebih tinggi dibandingkan konsumen yang datang ke outlet.
Penting sekali kita memberikan service terbaik seperti ngopi bareng, WA-an, seperti temen, makan bareng, ucapan selamat ulang tahun, atau bahkan kirimkan hadiah, dll.
Service terbaik membuat mereka akan REPEAT ORDER dalam jangka panjang tentunya.
Nah Sahabat Foodizz, semoga bahasan kali ini bermanfaat dan bisa langsung dipraktekan agar bisnis kita tidak hanya tergantung dari dine in dan delivery saja tapi juga bisa menghasilkan dari Big Order atau Catering Business.
Semoga Bermanfaat.
www.foodizz.id 1st F&B Edtech in Indonesia
www.sekolahkuliner.com Belajar Bisnis Kuliner Terstruktur dari Nol
www.vendorkuliner.com Cari vendor kuliner terkurasi
*Temen-temen jika ingin menggunakan artikel di Foodizz untuk kepentingan sosmed, edukasi, konten, silahkan dengan mencantumkan sumber artikelnya www.foodizz.id/artikel. Yuk kita hargai karya dan upaya orang lain dalam menghasilkan konten.